Pages

Sunday, August 12, 2018

Menyiapkan Anak Di Tahun Pertamanya

Menyiapkan Anak Di Tahun Pertamanya

Menyiapkan anak di tahun pertamanya, tentu saja semua perangkat kebutuhan sekolah, mulai dari seragam, tas, buku dan lain - lain. Di sini yang akan di bahas adalah di tahun pertama dari di hari pertama sampai satu semester.




Pendampingan dan komunikasi yang intens menjadi hal yang utama. Bersyukur pemerintah secara nasional meliburkan bagi orang tua yang harus mendampingi anaknya sekolah di hari pertamanya. Jadi ini saja sudah sangat membantu bagi proses transisi dalam perubahan kebiasaan sehari - hari anak serta mental dan perkembangan kejiwaannya.


Bagi Ibu Rumah Tangga, mereka secara naluriah pasti akan selalu mendampingi anak terus menerus hingga satu tahun anak bersekolah. Namun bagaimana bagi Ibu yang tidak bisa mendampingi anaknya ke sekolah karena bekerja?


Anak - anak sebetulnya paling mudah beradaptasi terhadap lingkungannya yang baru. Jadi seperti mereka bermain yang tidak perlu pendampingan, mereka dapat berpetualangan dengan lingkungannya. Akan tetapi dunia bermain dengan dunia sekolah sangatlah berbeda. Dunia sekolah mereka sedang dilatih softskill-nya.


Softskill disini, mulai mengolah otak kecilnya untuk memahami pelajaran pertamanya, bukan saja belajar keterampilan menulis dan membaca, tapi juga mengasah imajinasinya dalam berhitung. Anak yang komunikatif di sekolah cenderung cepat menangkap apa yang disampaikan gurunya.


Tentunya dalam hal ini, peran orang tua membentuk anak belajar berkomunikasi. Anak biasanya lebih komunikatif dengan ibunya dalam hal masalah dan kesulitannya. Maka bagi orang tua yang memiliki keterbatasan waktu mendampingi anaknya bersekolah.


  1. Setiap pulang bekerja, berkomunikasi dengan anak tentang pengalamannya hari itu.


  2. Meminta izin anaknya untuk melihat pelajarannya hari itu.


  3. Biarkan si anak bercerita, tentang pelajaran dibukunya dan jangan mengoreksi tulisannya dan ucapannya.


  4. Tidak menanyakan kepada pembantu di depan anak tentang pelajarannya, jika si anak ke sekolah di antar jemput oleh pembantu.


  5. Tidak menggurui, jika anak bertanya tentang pelajarannya yang tidak ia pahami, tidak perlu memberi jawaban, cukup ajari dengan baik, apa yang ia tidak pahami, ditanyakan ke gurunya, lalu sampaikan ke anak, bahwa kita juga besok menunggu jawaban itu dengan penasaran.


Kebiasaan itu harus terus dilatih, agar si anak tidak malu lagi bertanya kepada guru di depan kelas, tujuannya untuk melatih rangsangan otak kecil yang konstruktif dengan otak besarnya. Maksudnya disini, selain membentuk kecerdasan anak juga sekaligus membentuk mentalitasnya.




Jika kebiasaan ini dibangun, sang anak akan berani menceritakan berbagai hal kepada orang tua selama ia di sekolah, sehingga dengan begitu, kita tidak pernah terlewatkan dari beban sebagai orang tua yang wajib memberi pengawasan bagi pendidikan, kesehatan dan perkembangannya.


Demikian tips dalam pendampingan anak jarak jauh.


Semoga ada manfaatnya.