Pages

Wednesday, December 25, 2019

Metode Baru Pendekatan Pembelajaran Matematika

Metode Baru Pendekatan Pembelajaran Matematika

Photo: Phys.org


Kemarin tanggal 24 Desember 2019, Situs Phys.org merilis informasi dengan judul "A new method for boosting the learning of mathematics", yaitu Metode Baru Untuk Meningkatkan Pembelajaran Matematika. Bahwa hasil penelitian University of Geneva (UNIGE), Swiss, telah berhasil menemukan metode baru dalam pemberian pembelajaran matematika pada anak usia dini .








Metode yang mereka namai "ACE-ArithmEcole" telah menunjukkan bahwa ada korelasi yang significant antara pengetahuan kita sehari-hari dengan kemampuan menyelesaikan masalah. Artinya pengetahuan hasil pergaulan / interaksi sosial / informal sehari - hari, itu sangat memengaruhi kemampuan kita untuk memecahkan masalah, kadang-kadang kita membuat kesalahan.


UNIGE yang bekerja sama dengan peneliti asal Perancis membuat program ini, khusus dirancang untuk membantu anak-anak sekolah untuk melampaui intuisi dan pengetahuan informal mereka, dengan menggunakan prinsip-prinsip aritmatika. Dan hasilnya menakjubkan, lebih dari setengah (50,5%) dari siswa yang mengambil bagian ini mampu menyelesaikan masalah yang sulit, dibandingkan dengan hanya 29,8% untuk siswa yang mengikuti program studi standar. Hasil lengkap terkait studi ini dapat ditemukan dalam jurnal ZDM Mathematics Education.


UNIGE melakukan riset ini setelah di akhir ujian sekolah. Diambil dari anak antara usia 6 dan 7 dilibatkan untuk memecahkan masalah penambahan dan pengurangan dengan menggunakan alat peraga kelereng, bunga dan lain - lain.


Hasil



  • 63,4% memberikan jawaban yang benar untuk masalah yang mudah disimulasikan secara mental


  • 50,5% menemukan jawaban untuk masalah yang lebih kompleks.


  • hanya 42,2% siswa dalam kurikulum standar yang berhasil memecahkan masalah sederhana.


  • hanya 29,8% yang memberikan jawaban yang tepat untuk masalah yang kompleks








Program ini menggunakan metode pengkodean dengan dasar ilmu aritmatika, dengan satu tujuan dari hipotesa, representasi mental intuitif akan memberi jalan bagi representasi matematika. Dan salah satu dari tim peneliti, Katarina Gvozdic dengan antusias memberikan komentar atas hasil ini:


"Berkat alat representasi yang telah ditawarkan kepada mereka dan kegiatan yang mereka jalani di kelas, para siswa belajar untuk melepaskan diri dari simulasi mental informal dan menghindari perangkap yang mereka tuju. Hasilnya menjanjikan dan memberikan dasar untuk mempromosikan abstraksi dan melepaskan diri dari simulasi mental.

Sekarang kami ingin memperluas metode pengajaran ini ke kelas yang lebih tinggi, dengan memasukkan perkalian dan pembagian juga. Selain itu, metode ini dapat diterapkan pada mata pelajaran lain, seperti sains dan tata bahasa - yang dalam konsepsi intuitifnya menjadi penghalang,"


Akankah nantinya jika metode ini berhasil memberikan kesimpulan bulat seperti pada judul, akan dijadikan pemberlakuan metode pembelajaran Matematika ?