Bagi kita yang hidup di negara tropis, tidak perlu khawatir akan kekurangan vitamin D, karena sinar matahari pagi selalu terbit menyinari di musim hujan dan kemarau. Vitamin D bisa kita dapatkan dari sinar ultraviolet. Sinar ultraviolet yang memiliki panjang gelombang yang lebih pendek (UVB) bereaksi dengan kolesterol yang disebut 7-dehydrocholesterol di kulit, kemudian diubah menjadi vitamin D.
Namun tidak jarang kita dihadapkan dengan hujan sepanjang pagi hari yang menutup sinar matahari atau bagi yang tinggal yang memiliki empat iklim, saat menjelang musim dingin yang semakin dekat, disertai siang hari yang mendung dan malam yang panjang, Anda mungkin bertanya-tanya apakah mengonsumsi suplemen vitamin D bermanfaat – dan apa manfaatnya?
Produksi vitamin D dalam tubuh bergantung pada UVB, ini berarti kemampuan kita untuk memproduksinya menurun di musim dingin. Produksi vitamin D juga bergantung pada tempat tinggal kita, karena bagi yang tinggal di dekat garis khatulistiwa menghasilkan lebih banyak vitamin D dibanding yang tinggal di dekat kutub.
Kekurangan vitamin D merupakan masalah di Inggris selama musim dingin. Hal ini disebabkan posisinya yang berada di utara dan cuaca berawan, serta kurangnya waktu yang dihabiskan di luar ruangan.
Sebuah penelitian terhadap lebih dari 440.000 orang di Inggris menemukan bahwa 18% mengalami kekurangan vitamin D selama musim dingin. Defisiensi vitamin D bahkan lebih tinggi terjadi pada kelompok etnis tertentu, dengan data menunjukkan 57% peserta dari Asia dan 38% peserta berkulit hitam mengalami kekurangan vitamin D. Pasalnya, kandungan melanin pada kulit menentukan kemampuan seseorang dalam mengubah UVB menjadi vitamin D.
Mengingat prevalensi kekurangan vitamin D di Inggris, dan pentingnya hal tersebut bagi kesehatan kita, pada tahun 2016 Dewan Penasihat Sains Nutrisi Inggris menguraikan rekomendasi mengenai jumlah vitamin D yang harus diperoleh seseorang di musim dingin.
Mereka merekomendasikan orang-orang untuk mendapatkan sepuluh mikrogram (atau 400 IU – unit internasional) vitamin D per hari. Hal ini akan membantu orang menghindari kekurangan yang parah.
Hal ini dapat dicapai dengan mengonsumsi suplemen, atau mengonsumsi makanan tertentu yang kaya vitamin D, termasuk ikan berlemak seperti ikan mas, bandeng, bawal, udang, herring, mackerel, dan salmon liar. Satu porsi 100 gram ikan mas terkandung sebanyak 988 IU vitamin D. Ini berarti, ikan ini menyediakan sekitar 165 persen kebutuhan vitamin D harian dari jumlah yang direkomendasikan.
Manfaat paling jelas dari mengonsumsi suplemen vitamin D adalah untuk kesehatan tulang. Faktanya, vitamin D pertama kali ditemukan 100 tahun lalu karena kemampuannya mencegah penyakit rakitis, penyebab tulang lemah, bengkok atau kaki O,
Meskipun rakitis tidak terlalu umum terjadi di Indonesia saat ini, rakitis masih dapat terjadi pada anak-anak jika mereka kekurangan vitamin D. Pada orang dewasa, kekurangan vitamin D dapat menyebabkan nyeri tulang, nyeri otot dan peningkatan risiko osteomalasia “penyakit tulang lunak”, yang menyebabkan melemahnya atau melunaknya tulang.
Alasan kekurangan vitamin D dapat berdampak besar pada kesehatan tulang adalah karena hubungan vitamin D dengan kalsium dan fosfat. Kedua unsur mineral ini membantu menjaga tulang kita tetap kuat – namun membutuhkan vitamin D agar dapat memperkuat dan menguatkan tulang.
Manfaat kesehatan lainnya
Selain efeknya pada kerangka, semakin banyak penelitian yang mulai menunjukkan bahwa suplemen vitamin D mungkin memiliki manfaat tambahan bagi kesehatan kita.
Misalnya, penelitian menunjukkan ada hubungan antara kekurangan vitamin D dan peningkatan risiko tertular penyakit virus tertentu, termasuk flu biasa, flu, dan COVID.
Demikian pula, hasil beberapa penelitian – termasuk penelitian telah menunjukkan pada model sel bahwa vitamin D meningkatkan kekebalan terhadap mikroba, seperti bakteri penyebab tuberkulosis. Ini berarti vitamin D berpotensi mencegah beberapa jenis infeksi.
Vitamin D juga dapat meredam respons imun inflamasi, yang berpotensi melindungi terhadap penyakit autoimun (sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya sendiri), seperti Sklerosis multipel (menyerang sistim syaraf) dan Artritis reumatoid (radang sendi pada lengan dan kaki).
Suplemen vitamin D juga dapat dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular. Sebuah penelitian besar di Australia, yang mengamati lebih dari 21.000 orang berusia 60-84 tahun, menemukan bahwa peserta yang mengonsumsi suplemen vitamin D 2.000 IU sehari selama lima tahun memiliki risiko lebih rendah menderita penyakit kardiovaskular utama (seperti stroke atau serangan jantung). dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsi suplemen.
Saat ini tidak diketahui mengapa vitamin D dapat memberikan manfaat ini pada bidang kesehatan kita lainnya. Perlu juga dicatat bahwa dalam banyak uji coba ini, sangat sedikit peserta yang benar-benar kekurangan vitamin D. Meskipun kita mungkin berspekulasi bahwa manfaat kesehatan yang diamati mungkin lebih besar pada orang dengan kekurangan vitamin D, penting bagi penelitian di masa depan untuk mempelajari faktor-faktor ini.
Meskipun masih terlalu dini untuk mengatakan apakah suplemen vitamin D memiliki manfaat kesehatan yang luas, sudah jelas bahwa suplemen tersebut bermanfaat bagi kesehatan tulang. Mungkin bermanfaat untuk mengonsumsi suplemen di musim dingin, terutama jika Anda berusia di atas 65 tahun, memiliki kulit lebih gelap, atau menghabiskan banyak waktu di dalam ruangan karena faktor-faktor ini dapat meningkatkan risiko kekurangan vitamin D.
Penelitian juga menunjukkan bahwa kita harus memikirkan kembali saran suplementasi vitamin D. Meskipun di Inggris masyarakat direkomendasikan untuk mengonsumsi 400 IU vitamin D sehari, banyak penelitian menunjukkan bahwa 2.000 IU sehari dikaitkan dengan manfaat kesehatan.