Saturday, October 21, 2017

Hidup Sehat Bermula Mendidik Yang Sehat Pada Anak

Hidup Sehat Bermula Mendidik Yang Sehat Pada Anak

Sekarang kita sedang melihat gerakan hidup sehat sedang giat - giatnya digalakkan kembali. Semangat positif bagi kehidupan yang sehat, generasi yang sehat, lingkungan yang sehat dan dunia yang sehat.




Disini sedikit berbagi tentang sebuah riset yang telah dilakukan di 200 negara yang disampaikan oleh Sara FL Kirk, dari universitas Dalhousie. Dari penelitiannya, bahwa disemua negara berkembang terjadi fenomena obesitas yang meningkat, sedangkan di negara - negara maju kecenderungan itu malah menurun, artinya kesadaran hidup sehat di negara maju sudah semakin baik.


Hal yang menyedihkan dan sangat mengerikam justru apa yang terjadi di negara- negara berkembang. Sebelum ini terjadi, telah terbentuk kesadaran kalau gemuk itu sehat. Pria yang berbadan gemuk identik dengan kemapanan, anak yang gemuk tanda sehat dan cukup perhatian orang tua.


Anggapan seperti itulah yang memberi andil meningkatnya masalah obesitas. Kondisi yang seperti senjata makan tuan. Gejala umum dari sebuah negara yang tingkat kegeerannya sangat tinggi dan itu hanya ada di negara berkembang, negara yang masyarakatnya tidak jelas arah tujuan hidupnya selain hanya sekedar meraba apa yabg dilihatnya kemudian itu dijadikan jalan hidupnya.


Kita sering menyalahkan jajanan anak yang tidak sehat, tapi tidak pernah berpikir kenapa para penjaja menjual jajanan tidak sehat menjual jajanannya. Dan sering solusinya memperketat gerak anak dari segala kemungkinan hidup tidak sehat. Cara bersikap seperti ini lebih mengerikan dibanding dengan pembunuhan dari sudut keberlangsungan masa depan sebuah peradaban.




Bila Sehat disini akan memberikan hidup sehat bagi tumbuh kembang anak, baik pada sisi fisik, mental dan kecerdasan, sebagai berikut;


  1. Membuat Aktivitas Yang tinggi

    Anak yang aktif cenderung lebih sehat dan gesit dibanding anak rumahan. Media aktivitas itu lingkungan dan teman sebayanya. Mereka harus bermain diluar rumah bersama teman sebayanya. Ini mendorong perkembangan yang baik bagi imunitas alami, peningkatan kemampuan otot dan tulang, meningkatkan daya nalar dan respon otak.

    Banyak orang tua khawatir jika anaknya bermain di luar rumah. Jika melihat alasannya, yaitu problem kriminilitas, sanitasi dan jajan tidak sehat, alasan itu bisa diterima. Namun mereka tidak sadar, kesadaran seperti itu mereka beranggapan bahwa mereka ( orang tua itu seolah sendirian mendidik, mengasuh dan menjaga anak. Hal yang dilupakan oleh mereka, mereka ditempat tinggalnya, berada dalam satu komunitas, yaitu lingkungan. Berbagai ketakutan itu bisa diatasi jika dibangun komunitas yang baik.

    Dalam komunitas yang baik, tercipta satu komunikasi yang baik, dibangun satu struktur aparatur di lingkungan dengan baik, musyarawarah adalah medianya. Namun terkadang berbagai kebutuhan anak dalam berinteraksi bebas di lingkungan terabaikan, bahkan tidak menjadi sesuatu yang penting untuk dibahas dalam lingkungannya.


  2. Membangun tingkat pemahaman sesuai dengan tingkatannya

    Dalam illustrasi gambar diatas, ingin menjelaskan tentang expresi anak, keduanya hasil didikan orang tua. Cuma yang satu diberi tanda silang, satu lagi diberi checklist benar.

    Penjelasannya, expresi anak itu harus terbangun berdasarkan tingkat perkembangannya, yang itu hanya dihasilkan dari interaksi diantara anak seusianya yang aktif. Orang tua yang merasa bangga melihat anaknya yang masih belia memperlihatkan ototnya, dengan maksud ingin memperlihatkan bahwa ia sehat. Ini sebetulnya pemahaman yang salah sekaigus juga mendidik yang salah pada anak, juga tidak menyelamatkan bagi perkembangan mentalnya.

    Contoh yang lain yang salah, salah satunya iklan layanan kesehatan, didalam ilustrasi iklan tersebut, seorang anak menyampaikan bahaya rokok dan merokok. Ini hanya terjadi di negara berkembang. Bukan masalah rokoknya, rokok memang tidak baik, namun menjadi semakin buruk ketika anak diminta menyampaikan apa yang tidak dimengertinya. Ini adalah bentuk exploitasi mental orang dewasa pada anak. Membentuk mental anak bongsor sebelum waktunya.


  3. Mulai menurunkan pagar yang tinggi disekitar halaman rumah

    Anak harus memiliki waktu bermain yang cukup banyak, antara 8 sampai 10 jam dalam sehari harus diberikan porsi bermain yang cukup. Waktu tersebut tidak akan bisa dibayar dengan bertamasya bersama orang tua, sebulan sekalipun. Mereka harus punya arena dunianya sendiri, terlepas lingkungannya tidak menyediakan lapangan yang cukup untuk bermain, sebab setiap anak punya kemampuam imajinasi yang tinggi hingga mereka bisa beradaptasi dengan lingkungan apa saja.


  4. Memberikan makanan yang sehat

    Membekali anak saat sekolah ini sangat baik, namun dengan jika salah dalam mengemasnya, ini akan menjadi tidak jauh berbeda dengan si anak mendapatkan jajanan yang tidak sehat juga.

    Orang tua harus belajar bagaimana membungkus karbohidrat, membungkus protein dan membungkus makanan bervitamin tinggi. Sebab masing - masing makanan ada yang bersifat oksidator dan redutor, dan dapat merusak struktur didalamnya jika disimpan dalam kemasan dalam beberapa jam.

    Berikan susu di pagi hari, siang dan sore, sepertihalnya anak diberi kesadaran tentang pentingnya menggosok gigi. Memberikan susu bisa membuat gemuk pada anak. Namun ini tidak akan terjadi pada anak yang memiliki aktivitas yang cukup.


Salam Sehat.