Sunday, September 8, 2019

Menjaga Stamina Saat Belajar

Menjaga Stamina Saat Belajar


Saat ini sistem pembelajaran di Sekolah yang padat khususnya siswa SLTP dan SLTA, memaksa anak untuk bisa mengikuti irama agenda kegiatan belajar mengajar di Sekolah. Tidak sedikit sekolah membuat jadwal sampai sore, sehingga siswa mempunyai waktu sedikit untuk mengembalikan stamina untuk mengulang pelajaran di rumah dan menyiapkan diri menghadapi pelajaran esok hari di Sekolah .




Entah apa yang ingin dicapai, jika hanya ingin mencetak sumber daya sebagai pekerja mungkin itu bisa tercapai. Namun ini tidak memberikan jumlah yang lebih seimbang untuk mencetak sumber daya yang menjadi kreator, ilmuwan. Sebab di dunia kerja, pekerja bisa bekerja keras sampai sore hingga senja hari, malamnya tidur, bangun lagi menjalankan rutinitas. Berbeda dengan seorang kreator, ilmuwan, mereka harus menyiapkan apa yang dibutuhkan untuk untuk esok harinya. Begitu terus menerus.


Hal - hal ini yang tidak pernah menjadi tinjauan, mau disiapkan seperti apa SDM yang ada. Yang dibuat hanya spesialiasi, bahkan spesialisasi berdasarkan bidang pun, jika mengacu pada kurikulum yang dibuat , orientasinya jadi mengambang, dalam arti apa yang diletakkan atau dilakukan, malah penyeragaman materi dengan sekolah - sekolah umum, itu semakin jelas dalam unbk dan sbmptn, semua siswa diperlakukan sama, seolah mereka sudah seragam dalam mendapatkan materi pembelajaran.


Itu sebagai komplementer sebelum ke pembahasan inti, yaitu menjaga stamina siswa belajar. Menjaga stamina belajar terutama saat pagi atau siang masuk sekolah hingga lonceng bubar sekolah berbunyi harus dijaga. Menjaga stamina ini bukan masalah fisik yang kuat, tapi kekuatan yang menjaga keseimbangan kerja fisika dalam jaringan tubuh terutama tiga panca indera, yaitu mata, mulut, hidung dan telinga.


Keempat panca indera ini, menjadi fungsi utama untuk menangkap apa yang dilihat, didengarkan dan dibicarakan, kemudian masuk kedalam sel otak yang diolah oleh hati. Dan yang kita tahu, belajar sering berhadapan dengan serangan kantuk. Jika sudah muncul rasa kantuk, fungsi telinga pun berkurang. Akibat serangan kantuk menjadi sedikit bahkan bisa dikatakan tidak ada yang bisa ditransfer ilmu ke otak dan diolah hati.


Dengan situasi seperti itu, maka penting untuk menjaga stamina yang bisa membuat mata terlihat selalu berbinar dan telinga tetap tajam menangkap apa yang didengar. Hal penting untuk menjaga stamina itu sebagai berikut;


  1. Sarapan pagi


  2. Tidak sarapan pagi dengan makanan gorengan.

    Bukan berarti makanan gorengan dan nasi goreng itu tidak menyehatkan bagi tubuh. Ini persoalan kebutuhan oksigen di otak dibutukan sangat tinggi terutama saat pagi hari mengikuti pelajaran pertamanya. Kandungan gorengan ini mengandung asam lemak jenuh dan tidak jenuh, keduanya menyerap oksigen. Sedangkan otak membutuhkan oksigen saat belajar. Menguap di jam pelajaran adalah satu faktor kurang oksigen di otak.

    Catatan: minyak atau gorengan makanan itu bukan berarti tidak menyehatkan bagi tubuh Anda, ia menyehatkan, cuma tidak tepat dikonsumsi pagi hari saat akan belajar.


  3. Selalu membawa air minum air putih, bukan minum minuman yang berasa manis. Dalam belajar di rumah pun harus ada air minum di meja belajar.


  4. berikan tubuh waktu istirahat yang cukup.

    Jangan paksakan belajar jika sudah lelah dan mengantuk. Istirahat saja. Mulai belajar mendisiplinkan diri dengan waktu, agar Anda tidak diserang rasa kantuk di tengah Anda sedang memukai belajar dan atau saat Anda mau belajar menghadapi ulangan esok hari atau menyelesaikan tugas yang harus dikumpulkan esok hari.


  5. Buat selingan di tengah belajar

    Jika belum terbiasa belajar di rumah dengan waktu yang cukup lama, Anda dapat mengatur lamanya belajar dengan menambahkan selingan diantara waktu Anda belajar, rentang waktu ditingkatkan setiap hari. Misalkan yang awalnya hanya 15 menit selingan 20 menit, besoknya tambahkan 10 menit menjadi 25 menit istirahat 20 menit dan seterusnya.


  6. Jadikan belajar sebagian bagian dari hidup.

    Seperti makan dan minum, semua mahluk membutuhkan itu, tanpa dinstruksikan semua mahluk akan dengan sendirinya mencari makan dikala lapar dan mencari air minum dikala haus. Begitu dengan belajar, jadikan sebagai satu kebutuhan.


  7. Buat ringkasan sendiri dari apa yang dipelajari hal - hal dianggap penting buat Anda, atau beri warna dari catatan Anda yang dianggap penting.


  8. Bertanya pada kakak kelas Anda yang Anda anggap pintar atau Guru Anda cara mendapatkan nilai terbaik dari pelajarannya.




Jadi itulah gambaran secara umum bagaimana meningkatkan stamina belajar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud dengan stamina belajar adalah membangun semangat belajar sehingga belajar adalah sesuatu yang menjadi bagian dari hidup Anda. Dan jika belajar sudah menjadi bagian hidup Anda, Anda akan sulit menghentikannya.


Semoga ada manfaatnya.

Thursday, September 5, 2019

Interes Tiap Anak Berbeda Biarkan Itu Berkembang

Interes Tiap Anak Berbeda Biarkan Itu Berkembang


Dalam satu ruang yang sama, ilmu pembelajaran yang sama, tidak otomatis akan melahirkan satu generasi yang memiliki minat dan kecendrungan yang sama. Itu menunjukkan bahwa, interes tiap anak berbeda karena itu hasil dari pemgembangan intuisi yang tumbuh secara internal.




Satu contoh, misalkan dalam satu kelas diberikan materi Matematika, IPA, B. Indonesia, kesenian, tidak selalu hasilnya semua siswa memiliki kemampuan yang rata - rata sama di keempat pelajaran tersebut. Ada siswa yang menonjol di matematika tapi tidak di pelajaran yang lainnya, ada yang menonjol di kesenian tapi lemah di mata pelajaran lainnya.


Dan bukan berarti anak yang menonjol di kesenian dan lemah di pelajaran yang lain itu tidak pintar atau tidak cerdas. Dan salah besar juga, jika anak yang cerdas di pelajaran matematika, lemah di pelajaran kesenian dianggap anak ini pintar. Yang membedakan mereka seperti itu adalah hasil kecendrungan atau minat yang tumbuh sejak kecil.


Jadi bisa dikatakan, bahwa anak yang jago keseniannya, lemah dipelajaran lain dan seorang anak yang jago matematika, buruk di pelajaran lainnya. Keduanya memliki kecerdasan sama, yang membedakannya pada hasil dari tiap anak dalam mengembangkan potensinya sejak dini.


Kalaulah ini disadari, maka dalam pendidikan nasional pun harus lebih mengedepankan ini, walaupun sebetulnya sudah ada pemisahan berdasarkan minat dan kemampuan intelejensiannya, itu hanya ada di tingkatan sekolah menengah atas, sementara di tingkat berikutnya dan tingkat yang di bawahnya bisa dikatakan tidak mewadahi berdasarkan minat dan kemampuan intelejensianya. Sehingga hanya sebagian kecil saja memberikan dampaknya, setelah mereka berkontribusi nyata di dunia kerja.


Selebihnya mereka memilih, bukan karena betul - betul suka atas pilihannya. Artinya jika mereka tidak memilih jalur IPA, karena tidak suka. Kemudian memilih jalur IPS, itu pun bukan berarti karena suka, tapi tidak ada pilihan lain yang dapat mewwadahi minat sesungguhmya.




Jadi itulah gambaran sesungguhnya tentang proses pencetakkan dari hasil dari DikNas-nya.sampai dengan pada hasil pembinaannya.


Semoga ada manfaatnya.