Wednesday, June 16, 2021

Bill gates - Depopulasi Program

Bill gates - Depopulasi Program

Bill gates - Depopulasi Program













tahun 2003, Ted tahun 2015



Rangkuman wawancara dengan Bill Gates dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2015. Di forum Ted ia yang bukan seorang dokter dan bukan ahli virologi menceramahi orang dan dunia tentang virus. Isi lengkap transkip terjemahannya silahkan disimak.




Ted tahun 2015


Ketika saya masih anak-anak, bencana yang paling kami takuti adalah perang nuklir. Itulah mengapa saya memiliki drum seperti ini di ruang bawah tanah, berisi berkaleng-kaleng makanan dan air.


Ketika serangan nuklir datang, kami harus turun ke bawah, berlindung dan makan di drum itu.


Hari ini resiko terbesar dari kekacauan global tidak terlihat sepert ini. Namun terlihat sepert ini. Jika sesuatu yang bisa membunuh 10 juta orang dalam beberapa dekade kedepan, yang paling memungkinkan adalah sebuah virus yang berbahaya ketimbang sebuah perang. Bukan misil, namun mikroba.


Sekarang, alasannya adalah kita telah berinvestasi banyak untuk pencegahan nuklir. Namun ternyata kita sedikit berinvestasi dalam sistem pengendali epidemi. Kita tidak siap untuk epidemi berikutnya.


Baca juga :Vaksinasi COVID, larangan Ivermectin adalah bagian dari 'kolusi global' untuk 'menyebabkan sebanyak mungkin bahaya dan kematian'


Lihatlah Ebola. Saya yakin Anda semua sudah membacanya di koran, banyak sekali tantangan sulit. Saya mengikuti kasus dengan cermat melalui alat-alat analisis yang kami gunakan untuk memantau pemberantasan polio.


Dan ketika Anda melihat arahnya, permasalahannya bukanlah pada sistem yang tidak berjalan dengan benar, masalahnya adalah kita tidak memiliki sistem sama sekali.


Faktanya, ada beberapa kepingan penting yang hilang. Kita tidak memiliki kelompok epidemiologi di lapangan yang siap siaga untuk pergi melihat apa penyakitnya, melihat seberapa jauh ia tersebar.


Laporan kasusnya tercatat di atas kertas. Laporannya sangat terlambat sebelum diunggah online dan laporan itu sama sekali tidak akurat.


Kami tidak memiliki tim medis yang siap siaga. Kami tidak memiliki cara untuk mempersiapkan tenaga ahli. Meski Médecins Sans Frontières mengatur para relawan dengan hebat.


Namun tetap saja, kita jauh lebih lamban dari yang seharusnya untuk menempatkan ribuan pekerja di negara-negara itu.


Dan sebuah epidemi besar akan membutuhkan ratusan ribu pekerja. Tidak ada seroangpun di sana untuk melihat upaya penanganan.


Tidak seorangpun melihat diagnosisnya. Tidak ada seorangpun menentukan alat apa yang harus digunakan. Sebagai contoh, kami bisa mengambil darah orang yang selamat, memprosesnya, dan memberikan plasma untuk melindungi mereka.


Namun itu tidak pernah dicoba. Jadi banyak hal yang tidak tepat. Dan ketidaktepatan itu adalah sebuah kegagalan global.


WHO dibiayai untuk mengawasi epidemi, namun tidak melakukan hal yang Saya sebutkan tadi.


Dan yang terjadi di film agak berbeda. Ada sekelompok epidemiologi tampan siaga. mereka bergerak, mereka selamatkan dunia, tapi itulah Hollywood.


Kegagalan untuk mempersiapkan dapat mengakibatkan epidemi berikutnya jauh lebih mengerikan dari pada Ebola


Mari melihat perkembangan Ebola tahun. Sekitar 10.000 orang meninggal, dan hampir semuanya berada di negara-negara Afrika Barat.


Ada tiga alasan mengapa Ebola tidak tersebar lebih jauh. Pertama karena ada banyak pekerja kesehatan yang heroik.


Mereka menangani orang yang terjangkit dan mencegah infeksi lanjutan. Kedua adalah sifat alami dari virus. Ebola tidak menyebar melalui udara.


Dan ketika terjangkit, Anda akan sangat lemah sehingga harus beristirahat.


Ketiga, Ebola tidak banyak mencapai wilayah perkotaan. Dan itu adalah keberuntungan semata.


Jika itu tersebar di banyak perkotaan, angka kasusnya akan lebih besar lagi. Jadi di masa depan, kita mungkin tidak seberuntung itu.


Anda akan menemukan virus yang menjangkiti orang yang cukup sehat lalu mereka naik pesawat atau mereka pergi ke pasar.


Sumber dari virusnya bisa jadi dari alam seperti Ebola, atau bisa jadi terorisme biologi.


Jadi banyak hal yang sebenarnya bisa membuat situasi ribuan kali lebih buruk.


Faktanya, mari melihat model dari virus yang tersebar melalui udara, seperti Flu Spanyol di tahun 1918. Jadi ini yang akan terjadi:


Virusnya akan menyebar ke seluruh dunia dengan sangat cepat. Dan Anda melihat 30 juta orang meninggal karena epidemi itu. Jadi ini adalah masalah yang serius.


Kita harus memperhatikannya. Sebenarnya, kita bisa membangun sistem respon yang baik. Kita memiliki banyak keunggulan sains dan teknologi yang kita bicarakan di sini.


Kita punya telepon genggam untuk mendapat informasi dari publik dan memberikan informasi.


Kita punya peta satelit yang bisa melihat dimana orang berada dan kemana mereka pergi.


Kita ahli dalam biologi yang seharusnya mengubah situasi untuk melihat patogen dan mampu untuk membuat obat dan vaksin yang cocok untuk patogen itu. Jadi kita memiliki peralatan, namun peralatan itu harus dipergunakan dalam sistem kesehatan global.


Dan kita perlu kesiapan. Pelajaran berharga, adalah tentang bagaimana bersiap sama seperti yang kita lakukan untuk perang.


Pasukan-pasukan selalu siap siaga.Kita memiliki tenaga yang banyak.


NATO memiliki unit mobilitas yang bisa dikirim dengan cepat. NATO melakukan banyak permainan perang untuk memeriksa apakah pasukannya terlatih?


Apakah mereka paham soal bahan bakar dan logistik dan berada di frekuensi radio yang sama?


Jadi mereka benar-benar siap untuk terjun. Hal-hal seperti itulah yang kita perlu siapkan untuk sebuah epidemi.


Apa saja bagian-bagian terpentingnya?


Pertama, kita membutuhkan sistem kesehatan yang kuat negara-negara miskin. Sehingga para ibu bisa melahirkan dengan selamat, anak-anak bisa mendapatkan vaksin.


Tapi juga kita bisa mencegah penjangkitan masal dengan lebih dini. Kita membutuhkan korps pasukan medis: banyak tenaga yang mendapat pelatihan dan siap di lapangan dengan keahliannya.


Dan kemudian kita perlu memasangkan orang-orang medis itu dengan militer. menggabungkan kemampuan militer untuk bergerak cepat mengirim logistik dan mengamankan wilayah.


Kita perlu melakukan banyak simulasi, permainan kuman, bukan permainan perang, sehingga kita bisa melihat celah-celahnya.


Terakhir kali diadakan permainan kuman ada di Amerika Serikat adalah tahun 2001, dan itu tidak berjalan dengan baik. Sejauh ini skornya adalah kuman : 1, manusia : 0.


Terakhir, kita membutuhkan banyak riset dan pengembangan bidang vaksin dan diagnosis. Ada banyak terobosan, seperti Virus Adeno, yang dapat menyebar sangat, sangat cepat. Sekarang Saya tidak tahu berapa biaya yang dibutuhkan, namun Saya cukup yakin biayanya rendah dibanding dengan potensi ancamannya.


Bank Dunia mengestimasi jika kita mengalami epidemi flu di seluruh dunia, kekayaan dunia akan menurun lebih dari tiga triliun dolar dan kita akan mendapatkan berjuta-juta kematian. Investasi ini menawarkan keuntungan yang signifikanjauh melebihi sekedar kesiapan menghadapi epidemi.


Perawatan kesehatan yang prima, riset dan pengembangan, keduanya akan mengurangi ketimpangan kesehatan global dan membuat dunia menjadi lebih aman. Jadi saya pikir hal ini harus menjadi prioritas.


Tidak perlu panik. Kita tidak perlu menyimpan banyak spageti atau berlindung di ruang bawah tanah. Tapi kita perlu bergerak, karena waktu tidak berada di pihak kita. Bahkan jika ada satu hal positif yang bisa diambil dari epidemi Ebola, adalah Ebola menjadi peringatan awal, panggilan, untuk bersiap. Jika kita memulai sekarang, kita akan siap untuk epidemi berikutnya. Terima kasih. (Tepuk tangan)