Saturday, January 23, 2021

Belasan Ribu Warga Israel Positif Covid-19 Setelah Divaksin Pfizer

Belasan Ribu Warga Israel Positif Covid-19 Setelah Divaksin Pfizer

Belasan Ribu Warga Israel Positif Covid-19 Setelah Divaksin Pfizer













Lebih dari 12.400 orang Israel terinfeksi virus corona Covid-19. Padahal mereka sudah menerima vaksinasi Covid-19 Pfizer. Banyaknya kasus ini memicu keraguan atas kemanjuran vaksin yang disebelumnya disebut 95% efektif dalam uji klinis Fase 3.




Kementerian kesehatan Israel mengetes 189.000 orang yang sudah vaksinasi Pfizer. Hasilnya, 6,6% orang, termasuk 69 orang yang sudah mendapat dua dosis suntikan, masih dinyatakan positif terinfeksi virus corona.


Komisaris virus corona Israel, Nachman Ash, mengatakan pada awal pekan ini bahwa dosis pertama vaksin Pfizer nampaknya kurang efektif dari dugaannya, serta lebih rendah dari yang dilaporkan oleh sang produsen sendiri, yakni sekitar 52%.


Dalam dua minggu setelah dosis pertama diberikan, penerima vaksin di Israel menunjukkan tingkat infeksi yang sama dengan mereka yang belum imunisasi. Tetapi, mereka yang sudah divaksin dua kali mulai menunjukkan 33% lebih sedikit infeksi baru.


Beberapa ahli, dilansir Global Times, mengatakan kasus tersebut dapat menjadi tanda bahwa keampuhan vaksin belum tentu saka dengan data dalam percobaan. Ini juga dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti lingkungan percobaan dan populasi yang diuji.


Perbedaan antara dunia nyata dan lingkungan eksperimental, seperti skala peserta dan apakah penerima terus memakai masker setelah vaksinasi, juga dapat menyebabkan ketidaksesuaian dalam hasil.


Para ahli menekankan cara paling efektif untuk mencegah Covid-19 adalah masih dengan mempraktikkan perlindungan fisik, seperti mengenakan vaksin dan pakaian pelindung.


Presiden Asosiasi Industri Vaksin China, Feng Duojia, mengatakan kemungkinan kasus di Israel terjadi karena penerima vaksin yang terinfeksi belum mengembangkan kekebalan. Biasanya dibutuhkan waktu 14 hari bagi vaksin untuk membangun kekebalan yang efektif.


Fungsi utama vaksinasi adalah untuk mengurangi tingkat kejadia atau mencegah penerima mengalami Covid-19 serius, bukan mencegah infeksi virus sepenuhnya, tandas Duojia.

Monday, January 4, 2021

FDA memperingatkan tentang potensi hasil positif palsu dengan tes antigen COVID-19 yang cepat

FDA memperingatkan tentang potensi hasil positif palsu dengan tes antigen COVID-19 yang cepat

FDA memperingatkan tentang potensi hasil positif palsu dengan tes antigen COVID-19 yang cepat











FDA memperingatkan tentang potensi hasil positif palsu dengan tes antigen COVID-19 yang cepat


Pada akhir November 2020, US FDA (The US Food and Drug Administration/Badan Pengawas obat dan makanan Amerika Serikat) telah memperingatkan pemangku kepentingan bahwa tes antigen dapat memberikan hasil positif palsu jika pengguna tidak mengikuti petunjuk, meskipun dapat digunakan untuk deteksi cepat virus corona.




FDA AS pada hari Selasa, 24 November 2020, memberi tahu staf laboratorium klinis dan penyedia layanan kesehatan bahwa hasil positif palsu dapat terjadi dengan tes antigen untuk deteksi cepat SARS-CoV-2, virus corona baru yang menyebabkan COVID-19.


Pada dasarnya, positif palsu adalah ketika seseorang yang tidak memiliki virus, dinyatakan positif. Menurut badan pengawas, tes antigen pada umumnya tidak sepeka tes molekuler seperti tes RT-PCR yang mendeteksi materi genetik virus. Tes antigen cepat mendeteksi protein spesifik di permukaan virus.


Badan tersebut memperingatkan pemangku kepentingan bahwa tes antigen dapat memberikan hasil positif palsu jika pengguna tidak mengikuti petunjuk, meskipun dapat digunakan untuk deteksi cepat virus.


“FDA mengetahui laporan hasil positif palsu yang terkait dengan tes antigen yang digunakan di panti jompo dan pengaturan lain dan terus memantau dan mengevaluasi laporan ini dan informasi lain yang tersedia tentang keamanan dan kinerja perangkat,” kata badan itu dalam sebuah surat.


Badan tersebut mengatakan mengetahui laporan hasil positif palsu terkait dengan tes antigen yang digunakan di panti jompo dan pengaturan lain, menambahkan bahwa mereka terus memantau dan mengevaluasi laporan ini dan informasi lain yang tersedia tentang keamanan dan kinerja perangkat.


FDA juga mengatakan bahwa staf laboratorium klinis dan penyedia perawatan kesehatan dapat membantu memastikan pelaporan hasil tes yang akurat dengan mengikuti instruksi resmi untuk penggunaan tes dan langkah-langkah kunci dalam proses pengujian seperti yang direkomendasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.


Perlu dicatat bahwa pada bulan Mei, badan tersebut telah mengeluarkan otorisasi penggunaan darurat (EUA) pertama untuk tes antigen COVID-19.


Sementara itu, FDA dan Federal Trade Commission mengeluarkan surat peringatan kepada dua perusahaan karena menjual produk penipuan terkait COVID-19. Saat ini, tidak ada produk yang disetujui FDA untuk mencegah COVID-19, yang sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 1,847,708 orang di seluruh dunia.


Tes antigen Covid-19 ini dapat dikatakan satu strategi yang Tidak Sempurna tetapi Praktis.




Tes Indentifikasi ovid-19 tetap menjadi tantangan, hal ini juga yang diakui oleh Komisaris Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) Stephen M.Hahn, MD, dalam konferensi video dengan American Medical Association. “Saya hanya bisa membayangkan rasa frustasi karena harus menunggu empat sampai enam hari untuk tes kembali. Saya pikir kami membuat beberapa kemajuan di sana, tetapi ada masalah di luar sana, terutama dengan beberapa lab komersial,” katanya.


FDA telah mencari otorisasi tes antigen diagnostik yang lebih cepat untuk melengkapi PCR. Hingga saat ini, badan tersebut telah mengeluarkan otorisasi penggunaan darurat untuk empat diagnostik antigen SARS-CoV-2, dua yang terbaru adalah LumiraDx SARS-CoV-2 Ag Test LumiraDX UK dan BinaxNOW COVID-19 Ag Card dari Diagnostik Abbott.


Tes antigen memiliki keterbatasan kinerja, seperti yang baru-baru ini ditemukan oleh Gubernur Ohio Mike DeWine. Pada saat itu tanggal 22 September 2020, Dewine dijadwalkan untuk pertemuan dengan Presiden Donald Trump di Cleveland, Namun DeWine harus mengubah rencananya setelah tes antigen POC cepat kembali positif. Diuji ulang beberapa jam kemudian dengan tes PCR, DeWine dinyatakan negatif, ini dilakukan beberapa kali.


Meskipun kejadian ini mungkin membuat beberapa orang berhenti sejenak untuk mengadvokasi tes cepat, beberapa ilmuwan berpendapat bahwa keadaan pandemi membutuhkan ketersediaan tes lebih banyak, bahkan jika mereka mungkin tidak seakurat metode PCR. “Bahkan jika Anda merindukan seseorang pada Hari 1,” kata seorang ahli mikrobiologi klinis kepada The New York Times, “jika Anda mengujinya berulang kali, argumennya adalah, Anda akan menangkapnya di lain waktu.”


Negara-negara berusaha meningkatkan pengujian virus corona dengan metode yang lebih cepat, tidak terpengaruh oleh pembacaan yang kurang akurat tetapi lebih cepat. DeWine di Ohio baru-baru ini bergabung dengan gubernur Maryland, Louisiana, Massachusetts, Michigan, dan Virginia serta Rockefeller Foundation dalam sebuah perjanjian antar negara bagian bipartisan untuk menawarkan 3 juta tes antigen yang mampu memberikan hasil dalam 15 hingga 20 menit.


Harapannya, menerapkan tes ini akan membantu negara bagian dengan cepat mengidentifikasi dan menahan wabah. Kelompok ini sedang dalam pembicaraan dengan Becton Dickinson (BD) dan Quidel, pengembang dari dua tes antigen lain yang berwenang untuk penggunaan darurat, untuk membeli 500.000 tes untuk setiap negara bagian.



















⚠ Peringatan Covid-19





























Update kasus virus corona ditiap negara




Sunday, January 3, 2021

240 Orang Israel Dites Positif Virus Corona Setelah Mendapat Vaksinasi

240 Orang Israel Dites Positif Virus Corona Setelah Mendapat Vaksinasi

240 Orang Israel Dites Positif Virus Corona Setelah Mendapat Vaksinasi




Vaksinasi massal terhadap COVID-19 dimulai di Israel pada akhir Desember, dengan Perdana Menteri Netanyahu dan Presiden Rivlin menerima dosis pertama vaksin virus corona. Sekitar satu juta orang Israel telah diinokulasi dengan vaksin sejauh ini.






Di antara mereka yang divaksinasi untuk melawan virus corona di Israel ada 240 orang yang didiagnosis dengan COVID-19 tak lama setelah diinokulasi, Channel 13 News melaporkan.


Karena vaksin Pfizer membutuhkan waktu untuk mengembangkan antibodi terhadap virus SARS-CoV-2 dan memerlukan suntikan dua dosis inokulasi, dengan yang kedua diberikan 21 hari setelah yang pertama, masih ada risiko tertular COVID-19. Juga dicatat bahwa jika seseorang terinfeksi sebelum vaksinasi, mereka mungkin masih dalam bahaya mengembangkan gejala COVID bahkan setelah suntikan.


Selain itu, ada kekhawatiran bahwa orang yang memiliki kekebalan dapat membawa virus dan menyebarkannya karena tidak jelas sejauh ini apakah lapisan mukosa berada di luar jangkauan antibodi dan dapat mengandung partikel virus bahkan setelah seseorang divaksinasi.


Menurut data pemerintah, mayoritas yang mendapat suntikan virus corona tidak mengalami efek samping, meski beberapa orang mencari pertolongan medis karena lemas, pusing, demam, dan diare, yang dilaporkan disebabkan oleh vaksinasi. Kementerian Kesehatan Israel juga melaporkan kasus orang yang menderita reaksi alergi dan mengembangkan gejala neurologis setelah menerima suntikan vaksin.


Awal pekan ini, media Israel melaporkan ada empat kasus di mana orang meninggal setelah divaksinasi. Tiga kematian terbukti tidak terkait dengan vaksinasi, sedangkan kasus keempat masih diselidiki.


Israel telah memvaksinasi sekitar satu juta orang terhadap COVID-19, yang merupakan lebih dari 10 persen dari 9,2 juta penduduknya, kata pemerintah pada 1 Januari 2021.


Pada 20 Desember, Israel secara resmi memulai vaksinasi massal terhadap COVID-19 setelah negara tersebut menyetujui vaksin Pfizer / BioNTech. Kelompok prioritas yang akan diinokulasi meliputi tenaga medis, pelajar fakultas kedokteran, pegawai institusi geriatri, dan pejabat pemerintah.


Sehari sebelum vaksinasi dimulai, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menjadi orang pertama di Israel yang menerima suntikan virus corona. Dia mendapat bidikan di depan kamera TV, berjanji menjadikan Israel negara pertama di dunia yang pulih dari pandemi virus corona.






Selain vaksin Pfizer/BioNTech, Israel juga memiliki kesepakatan pembelian vaksin dengan perusahaan AS Moderna. Dilaporkan juga bahwa Hadassah Medical Center yang berbasis di Yerusalem telah memesan 1,5 juta dosis vaksin virus Corona Sputnik V buatan Rusia dan sedang menunggu persetujuan dari Kementerian Kesehatan untuk penggunaannya.


Tuesday, December 29, 2020

Ilmuwan Rusia - Kombinasi Sputnik V dengan AstraZeneca untuk melindungi dari COVID-19 selama 2 tahun

Ilmuwan Rusia - Kombinasi Sputnik V dengan AstraZeneca untuk melindungi dari COVID-19 selama 2 tahun

Ilmuwan Rusia - Kombinasi Sputnik V dengan AstraZeneca untuk melindungi dari COVID-19 selama 2 tahun











©Donat Sorokin/TASS


Kombinasi vaksin Sputnik V Rusia dan persiapan oleh AstraZeneca Inggris-Swedia akan melindungi terhadap infeksi virus korona selama dua tahun, kata Direktur Pusat Penelitian Nasional Gamaleya untuk Epidemiologi dan Mikrobiologi Kementerian Kesehatan Rusia Alexander Gintsburg dalam sebuah wawancara dengan Saluran TV Rusia-24 pada hari Senin, 28/12/2020.




"Sel-sel memori akan terbentuk jauh lebih baik sebagai hasil penggunaan vaksin dua komponen hibrida. Dan vaksin itu, sangat jelas, akan melindungi individu yang diinokulasi tidak selama 3-4 bulan tetapi setidaknya dua tahun," katanya.


Menurutnya, kombinasi vaksin tersebut juga akan memberikan peluang untuk meningkatkan tingkat kekebalan yang muncul akibat penggunaan sediaan.


Sebelumnya, Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), Gamaleya National Research Center, R-Pharm dan AstraZeneca menandatangani nota kerja sama di bidang pengembangan vaksin melawan virus corona.


Pembatasan karena virus korona kemungkinan akan dicabut pada November 2021, pikir Alexander Gintsburg. "Buku teks epidemiologi mengatakan: 'Segera setelah kami memvaksinasi 70% populasi, proses epidemi akan dapat dikelola dengan penggunaan vaksin, penularan yang tidak terkendali dari jenis virus ini di antara manusia akan berhenti.' Mulai saat ini, itu akan mungkin untuk hidup bertanggung jawab dalam kondisi tanpa batasan epidemiologis yang saat ini dipaksakan pada kita oleh situasi epidemi. Saya berharap saat ini di negara kita akan tiba pada suatu saat pada November tahun depan, ”katanya.


Ilmuwan mencatat bahwa dimungkinkan untuk menarik kesimpulan seperti itu berdasarkan volume produksi vaksin Rusia.


Ia juga menegaskan bahwa warga perlu menyadari bahwa satu-satunya cara untuk tetap aman dari infeksi adalah dengan vaksinasi. "Dan semua klaim ini bahwa 'itu tidak akan menyentuh saya' atau 'Saya akan memiliki bentuk cahaya dan mengembangkan kekebalan' secara ilmiah tidak masuk akal," tambah peneliti.


























⚠ Peringatan Covid-19





























Update kasus virus corona ditiap negara




Friday, December 25, 2020

Vaksin China siap mengisi kekosongan, tetapi apakah akan berhasil ?

Vaksin China siap mengisi kekosongan, tetapi apakah akan berhasil ?

Vaksin China siap mengisi kekosongan, tetapi apakah akan berhasil ?


Perusahaan yang produknya memenangkan prakualifikasi termasuk Sinovac dan Sinopharm milik negara, keduanya pengembang terkemuka vaksin COVID-19 [Ng Han Guan/AP]


Dengan negara-negara kaya menghentikan pasokan vaksin COVID-19, beberapa bagian dunia mungkin harus bergantung pada suntikan yang dikembangkan China untuk mencoba menaklukkan wabah. Pertanyaannya: Apakah mereka akan berhasil ?








Tidak ada alasan lahiriah untuk percaya bahwa mereka tidak akan melakukannya, tetapi China memiliki sejarah skandal vaksin, dan pembuat obatnya telah mengungkapkan sedikit tentang uji coba terakhir pada manusia dan lebih dari satu juta inokulasi penggunaan darurat yang mereka katakan telah dilakukan di dalam negeri.


Negara-negara kaya telah mencadangkan sekitar sembilan miliar dari 12 miliar suntikan yang sebagian besar dikembangkan oleh Barat yang diperkirakan akan diproduksi tahun depan, sementara COVAX, upaya global untuk memastikan akses yang sama ke vaksin COVID-19, telah gagal memenuhi kapasitas yang dijanjikan yaitu dua miliar dosis. .


Untuk negara-negara yang belum mendapatkan vaksin, China mungkin satu-satunya solusi.


China memiliki enam kandidat dalam tahap uji coba terakhir dan merupakan salah satu dari sedikit negara yang dapat memproduksi vaksin dalam skala besar. Pejabat pemerintah telah mengumumkan kapasitas satu miliar dosis tahun depan, dengan Presiden Xi Jinping menjanjikan vaksin China akan bermanfaat bagi dunia.


Potensi penggunaan vaksinnya oleh jutaan orang di negara lain memberi China kesempatan baik untuk memperbaiki kerusakan reputasinya akibat wabah yang keluar dari perbatasannya dan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa China dapat menjadi pemain ilmiah utama.


Namun skandal masa lalu telah merusak kepercayaan warganya sendiri terhadap vaksinnya, dengan masalah manufaktur dan rantai pasokan yang menimbulkan keraguan apakah itu benar-benar dapat menjadi penyelamat.


“Masih ada tanda tanya tentang bagaimana China dapat memastikan pengiriman vaksin yang andal,” kata Joy Zhang, seorang profesor yang mempelajari etika sains yang muncul di Universitas Kent di Inggris. Dia mengutip "non-transparansi China atas data ilmiah dan sejarah bermasalah dengan pengiriman vaksin".


Bahrain pekan lalu menjadi negara kedua yang menyetujui vaksin COVID-19 China, bergabung dengan Uni Emirat Arab. Maroko berencana menggunakan vaksin China dalam kampanye imunisasi massal yang dijadwalkan dimulai bulan ini. Vaksin China juga menunggu persetujuan di Turki, Indonesia, dan Brasil, sementara pengujian berlanjut di lebih dari selusin negara, termasuk Rusia, Mesir, dan Meksiko.


Di beberapa negara, vaksin Cina dipandang dengan kecurigaan. Presiden Brasil Jair Bolsonaro telah berulang kali menebar keraguan tentang keefektifan kandidat vaksin perusahaan China Sinovac tanpa mengutip bukti apa pun, dan mengatakan warga Brasil tidak akan digunakan sebagai "kelinci percobaan".








Banyak ahli memuji kemampuan vaksin China.


“Studi tersebut tampaknya dilakukan dengan baik,” kata Jamie Triccas, kepala imunologi dan penyakit menular di sekolah kedokteran Universitas Sydney, merujuk pada hasil uji klinis yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah. "Saya tidak akan terlalu khawatir tentang itu."


Seorang pekerja memuat botol untuk digunakan dalam jalur produksi vaksin COVID-19 di perusahaan China Sinovac di pabriknya di Beijing [File: Ng Han Guan/AP]


China telah membangun program imunisasinya selama lebih dari satu dekade. Ini telah menghasilkan vaksin yang berhasil dalam skala besar untuk populasinya sendiri, termasuk vaksinasi untuk campak dan hepatitis, kata Jin Dong-yan, seorang profesor medis di Universitas Hong Kong.


“Tidak ada wabah besar di China untuk penyakit ini,” katanya. Artinya, vaksin itu aman dan efektif.


China telah bekerja dengan Gates Foundation dan lainnya untuk meningkatkan kualitas manufaktur dalam dekade terakhir. Organisasi Kesehatan Dunia telah melakukan prakualifikasi pada lima vaksin China non-COVID-19, yang memungkinkan badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa membelinya untuk negara lain.


Perusahaan yang produknya memenangkan prakualifikasi antara lain Sinovac dan Sinopharm milik negara, keduanya pengembang terkemuka vaksin COVID-19.


Namun, Institut Produk Biologi Wuhan, anak perusahaan Sinopharm di balik salah satu kandidat COVID-19, terjebak dalam skandal vaksin pada 2018.


Pengawas pemerintah menemukan bahwa perusahaan, yang berbasis di kota tempat virus corona pertama kali terdeteksi tahun lalu, telah membuat ratusan ribu dosis yang tidak efektif dari kombinasi vaksin untuk difteri, tetanus dan batuk rejan karena kerusakan peralatan.


Pada tahun yang sama dilaporkan bahwa Changsheng Biotechnology Co memalsukan data tentang vaksin rabies.


Pada tahun 2016, media Tiongkok mengungkapkan bahwa dua juta dosis berbagai vaksin untuk anak-anak telah disimpan dan dijual dengan tidak benar di seluruh negeri selama bertahun-tahun.








Tingkat vaksinasi turun setelah skandal tersebut.


“Semua teman Tionghoa lokal saya, mereka kerah putih, mereka kaya, dan tidak ada dari mereka yang akan membeli obat yang dibuat di Tiongkok. Begitulah adanya, "kata Ray Yip, mantan direktur negara dari Gates Foundation di China. Dia berkata bahwa dia adalah salah satu dari sedikit yang tidak keberatan membeli obat-obatan buatan China.

Seorang pekerja memeriksa jarum suntik vaksin untuk COVID-19 yang diproduksi oleh Sinovac [File: Ng Han Guan/AP]


China merevisi undang-undang pada 2017 dan 2019 untuk memperketat manajemen penyimpanan vaksin dan meningkatkan inspeksi dan penalti untuk vaksin yang salah.


Pengembang vaksin COVID-19 utama negara itu telah menerbitkan beberapa temuan ilmiah di jurnal ilmiah yang ditinjau sejawat. Tetapi para ahli internasional mempertanyakan bagaimana China merekrut sukarelawan dan jenis pelacakan apa yang ada untuk kemungkinan efek samping. Perusahaan China dan pejabat pemerintah belum merilis rinciannya.


Kini, setelah rilis data tentang efektivitas vaksin buatan Barat yang dikembangkan oleh Pfizer dan Moderna, para ahli menunggu hasil dari China. Regulator di UEA, tempat vaksin Sinopharm diuji, mengatakan vaksin itu 86 persen efektif berdasarkan data uji klinis sementara.


Pada hari Kamis, pemerintah Turki mengumumkan bahwa Sinovac efektif 91,25 persen dari data sementara.


Sinopharm tidak menanggapi permintaan komentar tentang data kemanjuran vaksin. Sinovac dan CanSino, perusahaan vaksin China lainnya, tidak menanggapi permintaan wawancara.


Bagi sebagian orang di negara di mana pandemi tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, negara asal vaksin tidak menjadi masalah.


“Saya berniat menerimanya, yang pertama datang jika berjalan dengan benar,” kata Daniel Alves Santos, juru masak di sebuah restoran Rio de Janeiro. Dan kuharap Tuhan membantu.




Vaksin Moderna dapat menimbulkan efek samping bagi Mereka Mengunakan Kosmetik Facial Fillers

Vaksin Moderna dapat menimbulkan efek samping bagi Mereka Mengunakan Kosmetik Facial Fillers

Vaksin Moderna dapat menimbulkan efek samping bagi Mereka Mengunakan Kosmetik Facial Fillers




Cosmetic Facial Fillers adalah suntik wajah untuk menghilangkan keriput. Orang yang memakai cosmetic facial fillers dapat mengalami pembengkakan dan pembengkakan dengan salah satu vaksin virus corona, kata komite penasihat FDA.








Informasi dari tim penguji, beberapa peserta uji coba dengan filler sudah mengalami efek samping. Seorang dokter kulit yang berbasis di California mengatakan reaksinya adalah imunologis.





"Sistem kekebalan Anda yang menyebabkan peradangan meningkat saat Anda mendapatkan vaksin, begitulah seharusnya cara kerjanya," kata Dr. Shirley Chi, yang mencatat bahwa efek sampingnya mudah diobati oleh tenaga medis.


“Jadi masuk akal jika Anda akan melihat respons kekebalan di area tertentu di mana mereka melihat beberapa zat yang bukan merupakan zat alami di tubuh Anda.”


“Jadi masuk akal jika Anda akan melihat respons kekebalan di area tertentu di mana mereka melihat beberapa zat yang bukan merupakan zat alami di tubuh Anda.”


Dia mengatakan, bagaimanapun, bahwa efek samping tidak boleh menghentikan orang untuk mendapatkan vaksin.


“Dalam kasus ini semua pasien mengalami pembengkakan dan peradangan di area yang diberi filler,” kata Chi.


"Beberapa pasien menjalani filler pipi enam bulan sebelum vaksin mereka dan satu pasien menjalani filler bibir dua hari setelah vaksin. Semua diobati dengan steroid dan anti-histamin dan semua reaksinya teratasi. ”


Vaksin COVID-19 Moderna menerima persetujuan dari FDA pada hari Jumat, menawarkan alternatif dari Pfizer dan BioNTech.







Keduanya bekerja "lebih baik dari yang hampir berani kami harapkan," kata Direktur NIH Dr. Francis Collins kepada The Associated Press. “Sains bekerja di sini, sains telah melakukan sesuatu yang luar biasa.”


Hasil awal dari studi besar yang belum selesai menunjukkan bahwa kedua vaksin tampak aman dan sangat protektif meskipun Moderna lebih mudah ditangani karena tidak perlu disimpan pada suhu yang sangat beku.


PSBB Hanya Menunda Penyebaran Bukan Menghentikan Penyebaran Virus Corona

PSBB Hanya Menunda Penyebaran Bukan Menghentikan Penyebaran Virus Corona

PSBB Hanya Menunda Penyebaran Bukan Menghentikan Penyebaran Virus Corona




PSBB memang betul berhasil menurunkan jumlah angka kasus covid-19, namun ini bukan berarti identik dengan penyebaran virus terhenti. PSBB hanyalah menunda penyebaran bukan menghentikannya.






Secara teori, dengan PSBB orang tinggal di rumah dan gerak dibatasi, maka tidak ada tracking. Dengan tidak ada tracking otomatis tidak ada data baru, secara kalkulasi data tidak ada hasil data, karena tidak ada orang yang ditraking.


Hal lain dengan orang tinggal di rumah, jika ada yang positif namun yang bersangkutan tidak tahu jika dirinya positif, penyebaran ini sedang berjalan di rumahnya kepada keluarganya.


Dan terus berakumulasi memyebar, ketika hasil psbb menurut si pembuat psbb angka menurun, ia buka kebijakan baru melonggarkan psbb. Orang - orang yang positif ini kembali bersosialisai dalam kehidupannya dalam lingkungan dan komunitas di pekerjaan. Dan diujungnya penyebaran kembali meningkat.


Berkali - kali kami memberikan masukan, bahwa satu - satunya meminimalisir jumlah kasus adalah hanya dengan dua cara, menggunakan masker dan kacamata data atau face shield yang disertai dengan sanksi dan Tracking.


Dengan dua cara ini tidak perlu lagi kegiatan dihentikan, kegiatan ekonomi berjalan, kegiatan organisasi berjalan, kegiatan pendidikan berjalan.


Penggunaan pelindung diri, masker dan kacamata merupakan bentuk kesadaran diri, ini tidak mudah memberikan satu kesadaran. Maka harus disertai sanksi.


Tracking ini sampai pada satu titik tidak ada satu pun masyarakat yang tidak ter-tracking. Dengan begitu langkah penanganannya akan lebih cepat dan pertolongan pemulihan pun akan berjalan dengan baik.


Selama ini kebijakan yang dikeluarkan hanya berdasarkan ketakutan tertular, ketakutan terjangkit. Sehingga yang dilihat jumlah angka - angka kasus. Itu yang membuat penanganan penghentian penyebaran virus tidak pernah berhasil.


Jangan hidup meniru orang, orang melakukan itu kita melakukan itu. Disana dikatakan harus divaksin satu - satunya, kita juga ikut - ikutan begitu. Jadi bukan berdasarkan rujukan ilmu, ilmu pengetahuan.






Jika bangsa ini mandiri dalam Ilmu pengetahuan masalah kasus covid-19 akan lebih mudah diatasi.


Itu saja sumbang saran setelah berkali - kali prihatin menyaksikan kebijakan dalam penanganan kasus. Kerumunan tidak identik berbahaya, jika yang berkerumun menggunakan pelindung diri, masker dan kaca mata.


Orang berduaan bisa sangat berbahaya jika keduanya tidak menggunakan masker.

Wednesday, December 23, 2020

Cara Terbaik Mengajarkan Matematika pada Anak

Cara Terbaik Mengajarkan Matematika pada Anak

Cara Terbaik Mengajarkan Matematika pada Anak













Cara terbaik mengajarkan matematika pada anak - anak usia 6 sampai dengan 8 tahun adalah dengan mengajarkannya menggambar dan menghapal hitungan penjumlahan, pengurangan dan perkalian angka 1 sampai dengan 10.




Dalam beberapa dekade terakhir banyak anak diarahkan dengan kumon. Kumon ini berasal dari Jepang. Kami tidak melihat metode kumon itu metode terbaik untuk meningkatkan potensi nalar dan kognitif anak.


Pada tingkatan tertentu metode kumon ini cocok untuk anak - anak, namun pada tingkatan berikutnya ditambah lagi berbagai inovasi dalam metode pembelajaran menggunakan kumon yang tujuannya ingin seorang anak memiliki kemampuan matematika diatas rata - rata pada ujungnya mereka saat remaja akan menemukan kesulitan untuk memecahkan masalah hitungan.


Belum nanti berhadapan dengan soal uji dengan model HOTS. Walaupun model soal HOTS ini menurut Kami hanya sekedar ingin menunjukkan si pembuat soal ini hebat, yang ujungnya berakhir pada status banyak anak atau remaja tidak menyukai pelajaran hitungan matematika, fisika dan kimia.


Menanamkan kecintaan anak pada soal hitungan tidaklah diawali dengan diajarkan berhitung, karena ini berkaitan dengan kekosongan file diselaput otaknya.


Kekosongan file diselaput otak ini, adalah dalam hubungan penyimpan data atau perekaman apa yang dilihat didengar, ditulis dan dikatakan.


Dalam hubungan file, otak seorang anak itu ibarat sebuah Harddisk baru belum terisi file. Maka untuk mengajarkan hitungan pertama kali yang harus diisi adalah mengingatnya, cara untuk mengingat bukan dengan mengajarkan berhitung. Tapi dengan menghapal, imla.


Kemudian memberikan mereka pensil berwarna dan kertas untuk membuat coretan - coretan atau gambar atau lukisan dari apa yang pernah dilihatnya dalam kehidupannya.


Biarkan mereka berkreasi membuat coretan berdasarkan imajinasinya ini penting dalam melatih konitif anak. Sedangkan hapalan untul melatih nalarnya.


Dan memang sulit untuk melakukan ini karena kurikulum yang di kelas 1 SD sampai denngan kelas 3 SD sudah dihujani berbagai model berhitung yang ini juga menimbulkan kekhawatiran dari sebagian para orang tua khawatir jika nantinya anaknya akan kesulitam menghadapi soal hitungan, kemudian membantu mereka dan atau membawanya ke tempat bimbingan belajar. Kondisi ini memang tidak bisa disalahkan pada orang tua.




Padahal yang dibutuhkan anak diantar seusia itu adalah belajar kemandirian bukan bantuan, belajar bersosialisasi sehingga ketika dalam pembelajaran mereka melakukan kesalahan, anak akan berinteraksi dengan temannya untuk menemukan jalannya yang benar.


Jadi inti porsi yang harus diberikan pada anak adalah hapalan dan melatih imajinasi dengan menggambar.


Peran orang tua pada usia seperti itu adalah mengajarkan kehidupan yang baik mengajarkan etika mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana yang pantas dan mana yang tidak pantas. Ini untuk membangun sikologi yang tangguh dikemudian hari.


Semoga betmanfaat.

















⚠ Peringatan Covid-19





























Update kasus virus corona ditiap negara




Monday, December 21, 2020

Belum Bisa Disimpulkan Vaksin Covid-19 Terbaik

Belum Bisa Disimpulkan Vaksin Covid-19 Terbaik

Belum Bisa Disimpulkan Vaksin Covid-19 Terbaik











Vaksin Anti-virus Corona yang sedang diproduksi beberapa perusahaan dan negara belum bisa disimpulkan mana yang terbaik walaupun sudah diuji klinis. Bahkan bukan hanya terlalu dini menyimpulkan itu, juga sangat memperlihatkan kekurangan ilmu pengetahuan dan informasi perihal virus itu sendiri.




Vaksin covid-19 seperti akan senjata pamungkas untuk meredam penyebar virus. Dimana ini dimulai dari statement Anthony Faucy yang menyebutkan virus tidak dapat dihentikan jika vaksin belum ditemukan.


Setelah hampir 8 bulan vaksin sudah siap diproduksi dan disebar untuk vaksinasi. Beredarnya sejumlah merek vaksin membuat banyak pilihan dan mulai kemudian menimbang - nimbang mana yang terbaik.


Yang harus diingat adalah sebelumnya belum ada kasus pandemic virus dan orang divaksin anti-virus corona-, juga baru kali ini diproduksi vaksin. Secara data belum ada data pasti vaksin mana yang terbaik dan apakah vaksin itu benar - benar dapat menghentikan kasus dan apakah yang divaksin benar - benar tidak akan tertular.


Karena sejauh ini baru hanya uji klinis, belum pernah diuji coba kepada orang yang divaksin dimasukkan kedalam ruangan yang berisi orang - orang yang terkena virus corona kronis.


Hal lain yang harus diketahui dengan virus, virus ini tidak akan bisa dimusnahkan kecuali diminimalisir dampak yang merusak kehidupan.


Kaitkan dengan influenza, hanya ada obat yang mampu meredakan flu, tapi tidak dapat menghentikan penyebaran flu dalam arti sekalipun sembuh suatu saat dapat terserang flu lagi yang diawali oleh masalah internal (tubuh) dan external ( suhu dan cuaca ).


Kembali ke persoalan, vaksin mana yang terbaik untuk memberikan kekebalan tubuh manusia?


Jawabannya tidak bisa dan belum bisa disimpulkan sekarang.


yang jelas virus corona yang sekarang itu sama dengan virus corona tahun 2010. virus ini tidak berbahaya pada anak - anak. Namun rentan terhadap oranv tua dan lanjut usia.




Kepersoalan virus corona yang terus bertambah penyebaran ini tidak lepas dari relugasi yang berubah - ubah membuat kepercayaan masyarakat pun menurun. Dimulai dengan PSBB, kemudian new normal, semuanya secara tidak sadar bukan berpatokan dalam rangka untuk membendung penyebaran virus akan tetapi didasari oleh ketakutan - ketakutan, sekalipun dari permukasannya mau menhentikan penyebaran.



Setelah rapid tes, tes usap, kini muncul lagi rapid tes antigen, mulai akan diwajibkan.


Ini seperti ingin masuk ke lubang yang sama.


Coba tengok, kenapa mereka yang gencar berusaha memghimbau , memerintah bahkan memberikan sanksi denda justru kemudian hari positif corona.


Harusnya ini disadari ada yang salah dari rules yang ditetapkan selama ini


Atau memang 10 tahun kemudian baru malu menyadari apa yang sudah diberlakukan itu dulu salah ?


Untuk vaksin anti-virus corona, sekarang ini bisa menggunakan merek apa saja. Jika memilih pfizer dan moderna tentu yang senang bill gates- faucy- tedros-soros dan ratu inggris. Jika pilih Sputnik V, Putin yang senang. Itu saja.













⚠ Peringatan Covid-19





























Update kasus virus corona ditiap negara




Tuesday, December 15, 2020

Saudi mulai mendaftarkan orang untuk vaksinasi Covid-19

Saudi mulai mendaftarkan orang untuk vaksinasi Covid-19

Saudi mulai mendaftarkan orang untuk vaksinasi Covid-19











Seorang pria Saudi, mengenakan masker pelindung sebagai pencegahan terhadap penyakit virus corona COVID-19, berjalan bersama istrinya di sepanjang jalan Tahlia di pusat ibu kota Riyadh [File: Fayez Nureldine/AFP]



By Linah Alsaafin



Kementerian kesehatan Arab Saudi telah mulai mendaftarkan warga negara dan penduduk asing untuk vaksinasi COVID-19, kata badan negara negara itu.




Kepala badan anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa, Henrietta Fore, mengatakan para guru harus “diprioritaskan untuk menerima vaksin COVID-19, setelah petugas kesehatan garis depan dan populasi berisiko tinggi divaksinasi”.


Sementara itu, Kanada telah menjadi negara ketiga yang mengelola vaksin Pfizer-BioNTech setelah Inggris dan Amerika Serikat memulai kampanye penyuntikan mereka melawan COVID-19 dengan menyuntikkan petugas kesehatan garis depan dan penghuni panti jompo.


Secara global, kematian akibat COVID-19 telah melampaui 1,6 juta dengan lebih dari 72 juta infeksi.



Yordania menyetujui vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19





Ambulance is seen in an empty street after the start of a nationwide curfew in Amman, Jordan [File: Muhammad Hamed/Reuters]


Jordan telah mengumumkan telah menyetujui penggunaan darurat vaksin virus corona Pfizer-BioNTech.


Badan Pengawas Obat dan Makanan Yordania (JFDA) tidak merinci kapan akan memulai peluncuran vaksin oleh raksasa farmasi AS Pfizer dan mitranya di Jerman, BioNTech.


Direktur Jenderal JFDA Nizar Mheidat mengatakan kepada kantor berita resmi Petra bahwa mereka telah "menyelesaikan semua tahap pemberian lisensi, untuk menyetujui dan mendistribusikan vaksin".


Menteri Kesehatan Nazir Obeidat mengatakan bulan lalu bahwa vaksin itu akan didistribusikan secara gratis kepada penduduk asing serta warga Yordania.



Italia merencanakan pembatasan virus corona baru untuk liburan Natal





Orang-orang yang memakai masker wajah mengambil foto Pohon Christimas yang didirikan di Piazza del Duomo (alun-alun Katedral), pusat vital kota, titik pertemuan bagi orang Milan untuk merayakan acara penting, Milan, Italia [Daniel Dal Zennaro/EPA]


Pemerintah Italia merencanakan pembatasan virus corona baru untuk liburan Natal, kata Perdana Menteri Giuseppe Conte.




"Kami sekarang membutuhkan beberapa langkah pembatasan lebih lanjut," kata Conte kepada surat kabar La Stampa, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.


“Kita harus dengan segala cara mencegah gelombang ketiga [virus], karena itu akan menghancurkan juga dalam hal hilangnya nyawa manusia,” kata Conte.


Italia adalah salah satu negara yang paling parah terkena pandemi. Dengan populasi 60 juta, tercatat sekitar 65.000 kematian terkait dengan COVID-19, jumlah kematian tertinggi di Eropa.



Singapura mengizinkan kedatangan perjalanan bisnis dari semua negara





Wisatawan terlihat melalui gerbang kedatangan di aula kedatangan Bandara Changi Terminal Satu di Singapura [File: How Hwee Young/EPA-EFE]


Singapura akan mengizinkan pelancong bisnis dan pejabat yang berkunjung dari semua negara untuk masuk mulai bulan depan, kata pihak berwenang, ketika pusat keuangan berusaha pulih dari penurunan yang disebabkan oleh virus corona.


Di bawah pengaturan baru, sejumlah wisatawan dapat mengajukan permohonan untuk tinggal hingga 14 hari dari pertengahan Januari, kata kementerian perdagangan.


Singapura sudah memiliki pengaturan yang mengizinkan pengunjung terpilih dari negara-negara termasuk Cina dan Korea Selatan, tetapi skema baru tersebut menandai pelonggaran pembatasan perjalanan yang signifikan.


Pelancong harus menjalani tes virus sebelum meninggalkan negara asalnya, setibanya di Singapura dan secara teratur selama mereka tinggal, dan harus bertempat tinggal dan melakukan pertemuan di lokasi yang dipilih oleh pemerintah.



Pakistan akan menyelesaikan penelitian terapi imunoglobulin untuk mengobati COVID-19





Ilmuwan Pakistan mengatakan negara itu kemungkinan menjadi yang pertama menyelesaikan penelitian yang diperlukan untuk mengobati penyakit virus korona secara massal, dengan mengatakan pasien 'parah' yang telah menerima produk tersebut memiliki tingkat pemulihan 100 persen.




Ilmuwan di Universitas Dow Ilmu Kesehatan (DUHS) Karachi sedang melakukan uji klinis dengan menggunakan terapi imunoglobulin intravena (C-IVIG), yang merupakan produk darah yang diambil dari plasma orang yang telah pulih dari infeksi, dan kaya akan antibodi yang menargetkan virus.



Guru harus menerima prioritas vaksin: UNICEF





Kepala badan anak PBB, UNICEF telah meminta para guru untuk menjadi salah satu yang mendapat prioritas akses ke vaksin COVID-19.


“Pandemi COVID-19 telah mendatangkan malapetaka pada pendidikan anak-anak di seluruh dunia. Vaksinasi guru adalah langkah penting untuk mengembalikannya ke jalurnya, ”kata ketua UNICEF Henrietta Fore dalam sebuah pernyataan.


Guru harus “diprioritaskan untuk menerima vaksin COVID-19, setelah tenaga kesehatan garis depan dan populasi berisiko tinggi divaksinasi,” katanya.


“Ini akan membantu melindungi guru dari virus, memungkinkan mereka untuk mengajar secara langsung, dan pada akhirnya menjaga sekolah tetap buka.”


UNICEF harus "melakukan segala daya kami untuk melindungi masa depan generasi berikutnya," kata Fore. “Ini dimulai dengan melindungi mereka yang bertanggung jawab untuk membuka masa depan itu bagi mereka.”



Arab Saudi mulai mendaftarkan orang untuk vaksinasi COVID





Kementerian kesehatan Arab Saudi telah mulai mendaftarkan warga negara dan warga asing untuk vaksinasi COVID-19, kantor berita negara SPA melaporkan, dengan vaksinasi dibagi menjadi tiga tahap terkait dengan kelompok sasaran.


Vaksin tersebut telah melewati semua tahap pengujian dan mengandung tanggapan kekebalan yang kuat terhadap virus tersebut, kata kementerian kesehatan.


Perawatan ini gratis untuk semua warga negara dan penduduk seperti yang diinstruksikan oleh kepemimpinan Saudi, tambah kementerian itu.
















⚠ Peringatan Covid-19





























Update kasus virus corona ditiap negara




Saturday, December 12, 2020

Arab Saudi siap meluncurkan kampanye vaksin

Arab Saudi siap meluncurkan kampanye vaksin

Arab Saudi siap meluncurkan kampanye vaksin


Dalam ilustrasi foto file ini yang diambil pada tanggal 23 November 2020, menunjukkan jarum suntik dan botol bertuliskan "Vaksin Covid-19" di sebelah logo perusahaan Pfizer. (AFP)


Jeddah - Penduduk Saudi dapat menantikan vaksinasi virus corona opsional gratis yang akan dimulai sebelum akhir tahun setelah persetujuan Kerajaan atas vaksin Pfizer-BioNTech minggu ini.






Dr. Hani Jokhdar, Wakil Menteri Kesehatan Masyarakat Saudi, mengatakan bahwa penyuntikan dengan vaksin akan dimulai sebelum akhir tahun, dengan pasokan pertama akan tiba di Kerajaan dalam beberapa hari.


Muncul di saluran berita Saudi Al-Ekhbariya, Dr. Mazen Hassanain, direktur pelaksana perusahaan farmasi SaudiVax, mengatakan bahwa vaksin akan menjadi pilihan bagi masyarakat.


Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa tahap pertama kampanye imunisasi, yang akan dimulai sebelum akhir tahun, akan berlanjut hingga Maret.


Prioritas akan diberikan kepada mereka yang berusia di atas 65 tahun, petugas kesehatan, penderita obesitas, individu dengan penekan auto-imun atau yang menderita penyakit auto-imun, dan mereka yang menderita penyakit kronis.


Fase kedua akan berlangsung dari Maret hingga Juni, dan akan mencakup mereka yang berusia di atas 50 tahun dan mereka yang menderita asma, diabetes, penyakit jantung kronis, penyakit paru obstruktif kronik, atau kanker.


Para guru dan pendidik akan diikutsertakan dalam tahap inokulasi mulai Juli, sedangkan pekerja sektor swasta dan pemerintah akan diberikan vaksin mulai September mendatang.


Kementerian mengatakan bahwa vaksin COVID-19 akan gratis untuk semua penduduk mulai September mendatang di pusat-pusat yang ditunjuk. Arab Saudi mencatat 168 kasus virus corona baru pada hari Jumat, meningkatkan total menjadi 359.583.


Lima wilayah mencatat angka dalam satu digit. Wilayah Riyadh mencatat 45 kasus, diikuti oleh Makkah dengan 35 dan Provinsi Timur dengan 27.






Jumlah kasus aktif turun menjadi 3.452 kemarin, dengan 526 dalam perawatan kritis. 236 pemulihan lebih lanjut membuat total menjadi 350.108, dengan tingkat pemulihan Kerajaan tetap stabil di 97,3 persen.


Sebelas orang meninggal karena komplikasi dari infeksi tersebut, meningkatkan jumlah kematian secara keseluruhan menjadi 6.023.


Sebanyak 41.267 uji reaksi berantai polimerase dilakukan dalam 24 jam terakhir, meningkatkan total menjadi 10,3 juta.