Saturday, April 11, 2020

Social Distancing - Stay At Home Bukanlah Jalan Memerangi Covid-19

Social Distancing - Stay At Home Bukanlah Jalan Memerangi Covid-19


Keganasan virus telah membuat krisis gobal. Bukan hanya krisis ekonomi tapi juga menunju krisis populasi. Penerapan pembatasan, penguncian, stay at home tidak mengurangi percepatan jumlah orang yang terinfeksi virus corona.




Hari ini sudah mencapai 1,687,857 kasus 102,198 meninggal dan 375,221 pulih. Kematian di Inggris dan Prancis melonjak oleh 980 dan 987, Italia 18.800 meninggal, AS 1000 per 24 jam kematian. Diam berarti meningkatkan resiko paparan virus corona. Hal yang harus dilakukan adalah, melawan.


Negara di Eropa mulai menyadari ini, selama vaksin belum bisa ditemukan, maka kerjasama setiap orang, setiap kelompok, setiap negara bekerja bersama - sama memerangi virus corona menjadi kunci. WHO, mulai menyadari hal ini. Pembatasan memberikan resiko percepatan kematian.


Jerman telah mengirimkan angkatan udara untuk membawa pasien Italia ke rumah sakit Jerman untuk perawatan. Rumah sakit Jerman telah merawat sekitar 50 pasien virus corona Italia, menteri luar negeri Jerman, Heiko Maas, mengatakan pekan lalu. "Kami mendukung teman-teman Italia kami. Kami hanya bisa mengelola ini bersama," katanya.


Cina sekarang memproduksi 116 juta masker sehari - 12 kali lipat dari pasokan sebelumnya. Miliarder China Jack Ma menyumbangkan masker wajah pelindung ke Eropa dan Amerika Serikat. Pengiriman pertama, yang berisi sumbangan 1 juta topeng dan 500.000 alat uji virus korona telah tiba di AS. Pemerintah Cina telah menawarkan untuk mengekspor peralatan pelindung dan dukungan staf medis ke Italia dan negara lain.


Itulah yang harus dilakukan semestinya. Sekarang puluhan juta orang kehilangan pekerjaan, ini akan mengancam instabilitas keamanan. Sehingga mereka harus kembali bekerja, bekerja menggunakan APD, masker dan kacamata.


Kesadaran untuk siap diperiksa kesehatan juga menjadi penting. Karena akan cepat bisa ditangani dan dapat mengurangi penyebaran virus.




Sekarang satu cara melawan virus, memproduksi APD, menggunakan APD termasuk kaca mata, mematikan AC dalam ruangan. Dari percepatan jumlah kasus ada harapan dari indek kasus yang pulih. Jadi melawan adalah cara terbaik dibanding isolasi hingga vaksin segera ditemukan.


Saling curiga bukan waktunya lagi, bahu - membahu saling menolong, membantu adalah imunisasi sementara sekarang melawan virus. Jadi stop pembatasan dan kembali beraktivitas dengan menggunakan perlengkapan perlindungan diri.


















⚠ Peringatan Covid-19





























Update kasus virus corona ditiap negara




Friday, April 10, 2020

Catatan Dokter - Apakah Infeksi Mata Merupakan Gejala Virus Corona ?

Catatan Dokter - Apakah Infeksi Mata Merupakan Gejala Virus Corona ?


Bukti baru menunjukkan bahwa konjungtivitis - atau 'mata merah muda' - bisa menjadi tanda bahwa Anda telah tertular COVID-19.


Hal semacam inilah yang dibutuhkan sekarang ini untuk menghadapi sebuah misteri, melakukan berbagai hipotesa dan menganalisa (study kasus). Di mana ini nantinya akan mengkerucut pada jawaban pasti. Dengan begitu akan cepat menemukan vaksin yang bisa melumpuhkan virus corona. Seperti sebuah catatan Dr. Ashley Katsikos.




Ini, tulisan di bawah ini adalah catatan Dr. Ashley Katsikos yang dirilis Aljazera.com


Ada beberapa gejala yang terdokumentasi dengan baik terkait dengan virus corona, termasuk sakit tenggorokan, batuk kering dan demam tinggi, serta hilangnya rasa dan bau. Sekarang, conjunctivitis (juga dikenal sebagai mata merah muda) telah dilaporkan sebagai gejala lain pada beberapa pasien yang tertular virus.


Baru-baru ini, seorang perawat mengatakan kepada wartawan di Amerika Serikat bahwa ia dan rekan-rekannya dari Life Care Center di Washington, DC mencurigai conjunctivitis sebenarnya bisa menjadi pertanda penting bahwa seseorang telah mengontrak COVID-19.


Pandemi Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) tahun 2003, yang juga melibatkan jenis virus korona, menegaskan bahwa mata dapat, pada kenyataannya, menularkan infeksi.


Sebuah penelitian telah menemukan bahwa, walaupun insiden penularannya sangat rendah, virus coron dapat menembus permukaan mata. Ini masuk akal mengingat bahwa virus dapat masuk melalui selaput lendir lainnya, seperti yang ada di hidung dan mulut kita.



Bagaimana cara kerjanya



Conjunctivitis adalah peradangan atau pembengkakan conjunctiva, lapisan tipis jaringan yang melapisi permukaan bagian dalam kelopak mata.


Conjunctivitis biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, tetapi juga dapat berkembang karena reaksi alergi akut atau iritasi lingkungan seperti serbuk sari.


Virus yang sama yang menyebabkan flu biasa dan influenza dapat menyebabkan conjunctivitis.


Ketika Anda sakit, Anda dapat menyebarkan infeksi ke mata Anda melalui kontak fisik, seperti bersin ke tangan Anda dan kemudian menggosok mata Anda. Ini juga berlaku untuk virus COVID-19. Inilah sebabnya mengapa petugas kesehatan menyarankan agar Anda sering mencuci tangan dan menghindari menyentuh wajah Anda.


Karena virus corona terbungkus dalam lemak (atau lemak), sabun dapat melarutkan virus seperti halnya sabun cuci piring memotong minyak.


Ketika Anda mencuci tangan dengan sabun dan air hangat, Anda tidak hanya mengurangi kemungkinan penularan, Anda juga meningkatkan kemungkinan membunuh virus.


Mengambil langkah-langkah ini akan mengurangi kemungkinan tertular COVID-19, dan jika Anda sudah terinfeksi, mereka akan membantu membatasi penyebaran penyakit ke tempat-tempat yang rentan seperti mata.





Bagaimana Anda tahu jika Anda menderita conjunctivitis?



Anda mungkin menderita conjunctivitis jika Anda memiliki mata merah muda atau merah, peningkatan produksi air mata, gatal, iritasi, terbakar, keluar, dan / atau pengerasan pada kelopak mata atau bulu mata, terutama saat bangun.


Conjunctivitis virus dapat terjadi bersamaan dengan gejala pilek atau flu, dan mungkin terlihat berbeda dari gejala yang dijelaskan di atas.


Keluarnya dari mata mungkin lebih berair, daripada tebal atau berlendir, dan infeksi biasanya dimulai pada satu mata dan kemudian menyebar ke yang lain karena sangat menular.



Kapan harus khawatir ?



Meskipun konjungtivitis telah dilaporkan hanya pada 1 persen pasien COVID-19, penting untuk dicatat bahwa jika Anda memiliki conjunctivitis yang disertai dengan gejala pernapasan dan demam, Anda mungkin telah tertular virus corona.


Hubungi dokter Anda sebelum mengunjungi kantor dokter sehingga Anda menghindari penularan virus kepada orang lain.



Bagaimana mencegah penyebaran dan melindungi diri Anda sendiri ?



Seperti dijelaskan di atas, penting untuk sering mencuci tangan dan menghindari menyentuh wajah Anda, terutama setelah Anda bersentuhan dengan permukaan publik atau bersama.


Virus ini juga dapat menyebar melalui transmisi aerosol dalam tetesan patogen - yang telah bersin atau batuk oleh seseorang yang membawa virus - di udara, air mata dan sekresi mata lainnya.


Karena itu, sangat penting untuk melindungi diri sendiri di rumah. Jangan berbagi obat tetes mata, pembersih lensa kontak atau kosmetik dengan orang lain, dan jangan berbagi toilet dengan orang yang memiliki gejala COVID-19.


Cuci sarung bantal, handuk muka dan handuk tangan Anda, dan buang semua riasan yang telah digunakan saat Anda bergejala, atau yang Anda gunakan pada hari-hari sebelum timbulnya gejala. Seperti yang telah kita pelajari, virus corona dapat bertahan dari jam hingga hari di permukaan objek.


Dengan conjunctivitis yang menunjukkan gejala COVID-19, ada kemungkinan bahwa dokter spesialis mata mungkin yang pertama dalam kontak dengan virus. Saya mendesak penyedia layanan kesehatan untuk memakai pelindung mata selain masker, sarung tangan dan gaun.


Dr Ashley Katsikos,
OD, is a dry-eye specialist in San Francisco













⚠ Peringatan Covid-19
























Update kasus virus corona ditiap negara





Thursday, April 9, 2020

Krisis Global Dampak Virus Corona Paling Destruktif

Krisis Global Dampak Virus Corona Paling Destruktif


Krisis Global akibat virus corona adalah krisis paling desktruktif dibanding jumlah holocoust di Jerman, jumlah korban bom hirosima dan Perang Dunia II. Berhadapan dengan musuh yang tidak nyata tampak seperti berhadapan dengan mahkluk halus, alien, yang bisa datang tiba - tiba di hadapan kita tanpa sempat kita menyadarinya dan lari darinya.




Pada awal munculnya kasus virus corona di Wuhan bulan Desember 2019, hampir semua orang tidak melihat itu sebagai sesuatu yang serius. Bahkan di bulan Januari dan Februari 2020, banyak situs di Eropa dan Amerika Serikat membuat karikatur candaan tentang virus ini.


Ketika wabah virus corona mulai memakan banyak korban di bulan Maret 2020, semua negara baru membuat tindakan darurat pencegahan dengan berbagai variasi yang diberlakukan.


Dicatat dalam sejarah ada 6 juta orang Yahudi dibinasakan Hitler. Data ini seperti berlebihan mengingat jumlah penduduk Jerman, dan beberapa negara eropa yang di huni ole etnis Yahudi populasinya belum sebanyak itu. Bahkan Indonesia sendiri totalnya kurang lebih 60 jutaan.


Lain dulu lain sekarang, sekarang untuk mengetahui data konkrit kependudukan sudah cukup bagus sehingga tingkat kesalahan akurasinya mungkin hanya plus minus 3%. Jadi informasi data yang terakhir diupdate jumlah kasus virus corona sudah mencapai 1,5 juta dengan kematian kurang lebih 88 ribu jiwa.


Itu data auto situs worldameter yang dikumpulkan dari semua data yang dirilis oleh tiap negara. Itu data yang tercatat, apa mungkin ada data yang tidak tercatat? tidak dilaporkan?


Sangat mungkin!. Tentu dengan berbagai alasannya kenapa tidak dilaporkan dan lain sebagainya.


Itu dari jumlah kasus yang terpapar virus corona. Yang tidak atau belum terpapar tingkat kerusakannya lebih parah lagi, sangat desktrutif terhadap tatanan hidup, sosial, ekonomi, pertahanan dan keamanan. Karena mereka melakukan tindakan pencegahan yang tidak bisa dielakkan lagi, dengan mengurangi bahkan mungkin menghentikan semua aktivitas dan kegiatan, membuat perputaran roda ekonomi lumpuh, dibalik itu pengeluaran harus tetap dikeluarkan untuk mengamankan dan nenyelamatkan setiap jiwa.


Dan banyak orang sudah tahu karena baca berbagai berita dampak virus corona setiap hari, tapi sebagian besarnya menganggap ini bukan masalah bagi dirinya, dengan tidak menghiraukan berbagai peringatan dan bahkan sebagiannya lagi membuat sesuatu seperti sebuah dagelan dalam mengahdapi situasi seperti sekarang ini.


Mereka belum menyadari atau mungkin tidak merasakan bagaimana rasanya pada situasi holocoust, pada situasi berada pada saat dan sebulan setelah bom hirosima, pada saat berada dalam gempa hebat, gununh meletus yang laharnya memakan harta benda mereka.


Hal lain mungkin tingkat kepekaan sudah terkikis oleh kenyataan sebelumnya, mereka harus berperang untuk memenuhi kebutuhan hidup, hingga sudah menjadi kesadaran "ngga kerja ngga makan". Yang kemudian menumbuhkan karakter hedonis. Ingin mencapai sesuatu yang bisa dipamerkan. Karena ini juga dicontoh oleh para artis yang berlomba pamer kemewahan ditengah masyarakat yang sebagiannya kelaparan.


Sekarang dampak virus corona telah memakan roda kegiatan ekonomi, perusahaan melakukan phk besar - besaran. Akhirnya lebih banyak lagi yang tidak bekerja berbaur dengan dengan tahanan yang dibebaskan dengan alasan mencegah virus corona, yang sepertinya memanfaatkan situasi guna menghemat anggaran pengeluaran.





Dalam situasi seperti ini ditengah krisis global (bukan globalisasi krisis), akan sulit mencapai satu imunitas stabilitas jika apa yang disampaikan pihak otoritas tidak satunya kata dengan perbuatan, apa yang ucapan tidak sesuai dengan kenyataan.


Situasi tidak mungkin bisa kembali normal dengan cepat, jika disampaikan penyebaran virus melambat, nanti musim panas virus ngga mempan hanyalah prakiraan sama seperti bangsa ini mengganggap enteng virus dengan mengatakan Indonesia klir dari corona. Jadi bila ingin hidup sehat, satukan kata dengan perbuatan.







Update kasus virus corona ditiap negara






Tuesday, April 7, 2020

Tips Membangun Pikiran Sehat Pada Anak - Anak Dalam Situasi Wabah Covid-19

Tips Membangun Pikiran Sehat Pada Anak - Anak Dalam Situasi Wabah Covid-19


Wabah virus corona telah menyita mental, pikiran, tenaga, energi pada kekhawatiran dan ketidakpastian. Dalam kondisi mental yang turun akibat situasi seperti sekarang ini, kita setidaknya harus tetap berusaha untuk mampu membangun pertumbuhan mental anak - anak tumbuh seperti dalam kondisi normal, tumbuh kuat dan menjadi anak yang mandiri.




Ada lima tips yang bisa dipraktikkan untuk membangun pikiran dan mental anak - anak agar tidak terbawa dan atau tidak hanyut dalam situasi sekarang ini.


1. Menjauhkan Dari Berita



Semua berita, baik dari berita resmi maupun dari media sosial.


Sering dan hampir tiap hari diekspos dalam bagian tajuk yang diekpose, berisi tentang kematian dan tingkat kematian. Ini akan berdampak buruk pada mental anak - anak. Karena hanya akan menciptakan kecemasan dan ketakutan pada anak - anak.


Ada hubungan yang jelas dan kuat antara apa yang dilihat anak-anak sebagai informasi yang mengancam di media dan tingkat ketakutan mereka.




2. Tidak Dibagikan ketakutan Anda Pada Anak



Ini merujuk berdasarkan hasil penelitian pada kasus pandemi Flu babi di tahun 2009 yang silam, menunjukkan bahwa, ketakutan anak-anak terhadap penyakit itu secara signifikan terkait dengan ketakutan orang tua mereka terhadap penyakit tersebut.


Penelitian menunjukkan jika orang tua mendapatkan informasi negatif tentang sesuatu yang tidak berbahaya, mereka lebih cenderung meneruskan kepercayaan negatif itu kepada anak-anak mereka dan meningkatkan tingkat ketakutan mereka.


Jika memang Anda merasa takut, ubahlah kecemasan dan ketakutan Anda dengan membangun kalimat positif dalam pikiran Anda sebelum menyampaikan kepada anak - anak jika anak Anda menanyakan informasi yang diterimanya seputar wabah virus corona.




3. Tetap menjalani kehidupan



Buatlah satu kegiatan rutinitas baru sebagai aktivitas baru selama berada di rumah yang menyenangkan agar perhatian anak - anak hanya pada apa yang ia sedang dan senang ia kerjakan.




4. Berpegang pada fakta



Hal yang tidak bisa dikendalikan pada anak adalah informasi yang ia terima. Karena anak - anak dapat menerima informasi dari siapa saja bukan hanya dari media sosial semata.


Di sini Anda harus menjawab dari informasi yang valid yang bisa dipercaya. WHO atau dinas kesehatan adalah sumber informasi yang bisa dipercaya. Sampaikanlah apa yang disampaikan WHO atau dinas kesehatan.


Maka tentunya Anda harus yang terlebih dahulu orang pertama didalam keluarga yang sudah tahu informasi tersebut.




5. Tidak menjadikan bahan candaan apapun gerakan pencegahan virus corona di lingkungan Anda



Jika datang petugas dilingkungan Anda ingin melakukan penyemprotan desinfektan atau menyediakan hand sanitizer di depan gang rumah Anda. Seringkali hal semacam itu dijadikan oleh anak - anak sebagai mainan.


Tidak menciptakan ketakutan dan juga tidak membuat semua seperti tidak terlalu serius juga jangan. Maka yang terbaik, berilah pengetahuan yang baik dan, bahwa apa yang dilakukan perugas lingkungan itu untuk membuat semua orang tetap sehat dan kuat terhindar dari virus corona yang sedang mewabah di dunia.





Demikian tips sederhana membangun mental dan pikiran anak - anak agar tetap sehat dan kuat selama dalam masa tinggal di rumah.


Tambahan lainnya adalah mengajari, memberi contoh dan mengawasi hidup higienes pada anak - anak.


Semoga ada manfaatnya.






Update kasus virus corona ditiap negara






Dampak Besar Pandemi Covid-19 Bagi Orang Kecil

Dampak Besar Pandemi Covid-19 Bagi Orang Kecil


Dampak besar pandemik Covid-19 yang mengharuskan setiap orang tinggal di rumah, dirasakan oleh masyarakat yang berpenghasilan pas - pasan. Mereka mendapatkan pendapatan yang didapatkannya setiap hari dari berjualan dagangan, jasa, pekerja upah harian dan lain - lain. Seperti kematian karena infeksi corona, mereka pun seperti menunggu kematiannya jika tidak ada orang yang mau mengulurkan tangannya. Pada kondisi seperti ini akan terlihat negara sebagai payung seberapa besar keberpihakan dan kepeduliannya, lain hal ceritanya jika tidak ada negara yang memayungi setiap penghuni yang ada wilayahnya.




Sebelum meneruskan tulisan ini, kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada para medis khususnya yang di Indonesia dan seumumnya yang ada di seluruh dunia yang telah menyiapkan segenap jiwa raganya menolong para korban yang terinfeksi virus corona. Dan juga para donatur, volunteer yang telah meringankan persoalan hidup masyarakat kecil ditengah badai wabah corona.


Kisah ini kisah yang mungkin terjadi di mana saja, yaitu perjuangan masyarakat kecil yang harus bertahan hidup setelah kehilangan mata pencahariannya. Ini diangkat dari berita Aljazeera yang memuat tulisan dengan judul Nothing left': Venezuelans head home amid coronavirus pandemic. Ratusan migran dari Venezuela membuat perjalanan pulang yang berbahaya setelah menghadapi penggusuran, kehilangan penghasilan di Kolombia.


Richard de Jesus berjalan di sepanjang jalan raya yang menuju keluar dari ibu kota Kolombia, bersama dengan istrinya yang sedang hamil. Mereka membawa barang-barang mereka di atas kereta dorong bayi kecil yang ditutupi oleh selembar karton yang bertuliskan:"Kami akan kembali ke Venezuela ... bantuan apa pun yang dapat Anda berikan kepada kami akan menjadi berkah luar biasa."


Ini ada ungkapan jeritan seorang Ibu, istri dari Ricard de Jesus. Pasangan itu mengatakan bahwa mereka telah berada di jalan selama lima hari, melakukan perjalanan sekitar 400 km (248 mil) dari Cali, di mana mereka memulai perjalanan mereka. Mereka harus pergi lebih dari 600 km (373 mil) sebelum mencapai perbatasan Kolombia-Venezuela.


"Tidak ada yang tersisa untuk kita lakukan di sini," kata de Jesus, seorang migran Venezuela yang telah tinggal di Cali selama setahun terakhir menjual permen di bus. Lockdown selama tiga minggu yang diberlakukan oleh Kolombia untuk memperlambat penyebaran virus corona membuatnya tidak memiliki pelanggan dan tanpa uang tunai.


"Kami akan diusir dari apartemen kami," katanya. "Apa yang bisa saya tawarkan kepada istri dan anak saya jika kami tinggal?"


Ribuan migran Venezuela yang bekerja di ekonomi informal telah kehilangan pekerjaan mereka - dan dalam beberapa kasus diusir dari rumah mereka - ketika Kolombia dan negara-negara terdekat lainnya memberlakukan langkah-langkah jarak sosial yang ketat.


Tanpa pilihan lain, beberapa mulai melakukan perjalanan kembali ke Venezuela dengan berjalan kaki atau mengendarai truk kargo saat tabungan mereka habis dan mereka tidak menemukan pilihan lain untuk kembali ke Venezuela. Transportasi umum antar kota telah ditutup di Kolombia karena penguncian coronavirus


Kelompok-kelompok Venezuela sekarang berjalan dengan susah payah di sepanjang jalan-jalan Kolombia menggarisbawahi betapa rentan pekerja migran selama pandemi COVID-19.


Mereka yang menuju rumah sekarang harus melintasi beberapa lembah tropis yang lembab, ngarai yang curam dan dataran tinggi yang membeku, yang terletak 4.000 m di atas permukaan laut, untuk sampai ke perbatasan Venezuela.


"Kami menyadari bahwa ada jalan yang sulit di depan," kata Christian Garcia, seorang pekerja konstruksi yang kehilangan pekerjaannya saat lockdown dimulai, yang sedang berjalan menuju kampung halamannya di San Cristobal di Venezuela. "Tapi di Venezuela, kita tidak perlu membayar sewa."


Alba Pereira, seorang pekerja kemanusiaan yang mengelola dapur umum untuk para migran di kota Bucaramanga di salah satu pemberhentian utama dalam perjalanan ke perbatasan Venezuela, mengatakan bahwa pekan lalu, setidaknya 400 migran dan pengungsi tidur di sebuah taman setempat, mengemis otoritas untuk mendapatkan bus untuk menutupi kaki paling sulit dari perjalanan.




Badan imigrasi nasional Kolombia mengatakan bahwa pada Sabtu pagi, lebih dari 500 warga Venezuela di Bucaramanga dimuat dengan "setidaknya 20 bus" yang disediakan oleh pemerintah Colombia yang membawa mereka melewati Dataran Tinggi Berlin setinggi 4.000 m dan turun ke kota perbatasan Cucuta yang beruap, tempat mereka dikawal oleh polisi ke Venezuela.


Tetapi migran yang kembali ke Venezuela tidak akan mudah ketika mereka pulang. Pemerintah Nicolas Maduro juga memberlakukan lockdown nasional, setelah melaporkan lebih dari 150 kasus COVID-19. Jumlah itu dapat dengan cepat meningkat berkat krisis ekonomi dan politik yang telah menghancurkan negara ini selama bertahun-tahun.


Kebutuhan dasar seperti sabun tidak terjangkau bagi banyak orang Venezuela. Beberapa tidak memiliki air di rumah untuk mencuci tangan. Menurut sebuah studi yang dilakukan tahun lalu oleh Program Pangan Dunia, empat dari 10 rumah di Venezuela menderita penurunan air setiap hari. Sistem kesehatan masyarakat kekurangan dokter dan perawat, karena ribuan orang telah meninggalkan negara itu karena gaji yang rendah. Distribusi makanan telah terhambat oleh kekurangan bensin yang parah.


Namun demikian, Pereira memperkirakan bahwa setidaknya 3.500 migran lain sedang dalam perjalanan ke Venezuela minggu ini. Dan jumlah itu bisa bertambah, katanya.


"Orang-orang terusir dan kehilangan penghasilan, "kata Pereira kepada Al Jazeera." Akan ada arus orang yang datang melalui".


Lebih dari 4,7 juta orang telah meninggalkan Venezuela sejak 2015, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, dengan banyak yang melarikan diri dari kemiskinan, kekurangan makanan dan obat-obatan, kejahatan, hiperinflasi dan krisis politik dan ekonomi.


Sekitar sepertiga dari migran dan pengungsi ini menetap di Kolombia, dengan jumlah besar juga di Peru, Ekuador dan Chili.


Sekitar 60 persen warga Venezuela yang tinggal di Kolombia tidak memiliki visa kerja atau status penduduk resmi, yang membuat mereka sangat rentan terhadap virus corona baru.


Hugh Aprile, direktur Kolombia untuk Mercy Corps, mengatakan kelompok-kelompok kemanusiaan yang bekerja di negara itu berusaha membantu para pekerja tidak berdokumen ini dengan meningkatkan program distribusi uang.




Mercy Corps, Save the Children, Komite Penyelamatan Internasional dan World Vision saat ini siap memberikan kartu debit kepada 100.000 warga Venezuela hingga akhir tahun ini, kata Aprile. Dia menambahkan bahwa organisasinya menggandakan pembayaran bulan ini untuk membantu migran dan pengungsi mengatasi krisis.


"Ini akan menjadi waktu yang sulit bagi semua orang yang bekerja di ekonomi informal," kata Aprile. "Populasi migran sangat rentan karena mereka berada dalam situasi perumahan sementara yang menuntut mereka menghasilkan uang dalam siklus pendek."





Pemerintah Kolombia pekan lalu mengungkapkan rencana enam poin untuk populasi migran Venezuela yang termasuk menjamin akses ke layanan kesehatan dan mendistribusikan makanan kepada sekitar 800.000 migran di 40 kota.


Tetapi tidak ada rencana khusus untuk membantu mereka yang menghadapi penggusuran dari rumah mereka. Di Bogota, yang merupakan rumah bagi lebih dari 400.000 migran Venezuela, para pejabat telah mendenda penyewa yang mengusir orang-orang yang rentan. Namun penggusuran terus terjadi menurut para pemimpin masyarakat, dan walikota mengatakan pada hari Kamis bahwa tidak ada uang untuk membantu migran membayar sewa.



"Kami membutuhkan lebih banyak dukungan dari pemerintah nasional," kata walikota Bogota Claudia Lopez. "Kami sudah menanggung biaya kesehatan dan pendidikan ribuan migran. Kami membantu mereka mengasuh anak, dengan pekerjaan. Maaf, kami tidak bisa membayar sewa."






Update kasus virus corona ditiap negara






Monday, April 6, 2020

Learn Distancing Tidak Semudah Yang Kita Bayangkan

Virus Corona Terhadap Anak - Anak


Untuk kelangsungan program pendidikan di semua negara menerapkan metode Learn distancing. Pendidikan jarak - jauh sekarang menjadi satu - satunya mungkin untuk menghindari dari wabah virus corona.




Pendidikan jarak jauh, mau tidak mau membuat orang tua harus memberikan fasilitas tambahan pada anak, berupa laptop atau ponsel dan akses internet, selain itu orang tua harus memahami penggunaannya. Ini menjadi sesuatu yang tidak mudah bagi masyarakat ekonomi kurang mampu, yang sebelumnya anak - anak cukup bekal alat tulis dan buku sekarang mereka harus menggunakan ponsel atau laptop. Bagaimana jika anaknya banyak?


Bagaimana menengahi mereka yang rebutan menggunakannya sementara semua anak sama - sama memerlukan itu? Belum masalah koneksi internet dan kemampuan membeli kuota internet.


Dan masalah ini bukan hanya akan dirasakan oleh keluarga yang tidak mampu, hal ini juga akan dirasakan oleh para orang tua golongan menengah. Seperti baru - baru ini yang di lansir oleh The Jerussalem Post, jeritan Ibu yang begitu jadi kerepotan untuk membantu anak - anaknya menghadapi belajar jarak jauh


Ini ada ungkapan jeritan seorang Ibu yang berkewarganegaraan Israel yang memiliki empat orang anak di akun intagramnya


"Jika kita tidak mati karena korona, kita akan mati karena belajar jarak jauh"




Ini terjemahannya dalam bahasa Indonesia


Mendengarkan. Ini tidak berfungsi, pembelajaran jarak jauh ini. Serius, itu tidak mungkin! Ini gila!


Langsung di pagi hari, ini baru hari kedua. Jutaan pesan WhatsApp.


Saya punya empat anak, semoga mereka sehat. Bayangkan saja berapa banyak WhatsApps, berapa banyak guru untuk setiap anak, berapa banyak mata pelajaran per anak.


Saya hanya punya dua komputer di rumah. Sepanjang pagi mereka berebut komputer.


Salah satu guru putri saya berada di dunia mimpi dan berpikir dia akan bangun jam 8 pagi untuk melihatnya di layar. 8 pagi, dia hanya berhasil berguling di tempat tidur!


Di mana Anda turun?


Guru musik putra bungsu saya mengirim skor musik pagi ini. Apa yang akan saya lakukan dengan informasi itu? Apa, ada band di rumah? Saya tidak bisa membaca musik! Hanya satu detik, biarkan saya mengeluarkan klarinet saya dan membantu anak saya dengan nilainya.


Sudah cukup, panggil ke bawah, harapan mulai sirna.


Dan sepanjang hari, "Bagaimana ... perasaan anak? Bagaimana? Dia harus menggambar ... ”


Bagaimana perasaan anak sepanjang hari? Dia menghabiskan hari itu di ponselnya. Dia baik-baik saja. Tidur nyenyak. Makan enak - mereka tidak berhenti makan. Bagaimana perasaannya?


Tanya saya bagaimana perasaan saya. Hancur berkeping-keping!


Saya berpindah dari satu anak ke anak lainnya. Ini sains, ini matematika. Lupakan! Bagaimana aku bisa tahu segalanya?


Sekarang anak-anak kita akan mengetahui seberapa bodohnya kita. Itu tidak benar, sungguh.


Bagaimana saya bisa tahu bagaimana mengubah fraksi yang tidak tepat (mock fraction)?


Lagi pula, saya ingin mengerti. Jika itu pura-pura, mengapa repot-repot dengan itu? Itu tidak nyata! Tinggalkan dia sendiri!


Tinggalkan kami sendiri Apa yang saya katakan Ini baru hari kedua.


Jika kita tidak mati karena corona, kita akan mati karena pembelajaran jarak jauh.


Ini dia. Melepaskannya apa yang ada dadaku.


Silahkan. Menolaknya. Melepaskan gas. Biarkan mereka.


Saya punya empat anak, semoga mereka sehat. Bayangkan saja berapa banyak WhatsApps, berapa banyak guru untuk setiap anak, berapa banyak mata pelajaran per anak.




Intinya belajar online metode belum tepat digunakan namun kondisinya serba darurat yang memaksa setiap anak harus beradaptasi dengan kondisi sekarang. Penerapan learn distancing semoga hanya untuk kondisi darurat.


Dan tidak diberlakukan jika situasi sudah kembali normal. Untuk ke arah pendidikan yang berbasis internet dibutuhkan kesiapan infrasttuktur penunjang, budaya dan pengenalan IT pada semua lapisan.


Semoga ada manfaatnya.






Update kasus virus corona ditiap negara






Saturday, April 4, 2020

Virus Corona Terhadap Anak - Anak

Virus Corona Terhadap Anak - Anak


Dalam hal ini muncul satu pertanyaan, apakah virus corona dapat menginfeksi anak - anak?


Jawabannya ya, berdasarkan data sejak penyebaran virus dimulai sampai terakhir hari ini dan berdasarkan penelitian ilmiah pada dokter di negara Italia tahun 2010, bahwa virus ini dapat menginfeksi tapi tidak menimbulkan kematian.




Beberapa hasil dari hasil penelitian juga menyampaikan hal yang sama.


Studi terbaru tentang 745 anak di China yang diidentifikasi hanya 10 anak dengan virus. Tujuh dari anak-anak itu mengembangkan demam, salah satu gejala yang paling umum dan banyak batuk berpengalaman, sakit tenggorokan, dan kemacetan hidung. Tidak ada anak-anak yang memiliki tanda-tanda pneumonia yang jelas di dadanya. Tanda - tanda yang tampak dan gejala serius dari virus pada orang dewasa.


Juga diidentifikasi hanya sembilan bayi di bawah satu tahun yang telah terinfeksi virus dari 8 Desember 2019, sampai 6 Februari 2020. Tak satu pun dari bayi memiliki komplikasi berat atau perawatan intensif yang dibutuhkan, sehingga para periset menyarankan agar beberapa bayi mungkin menangani kasus virus yang tidak selalu terwujud dalam gejala fisik.


Hasil penelitian Aaron Milstone, M.D., M.H.S, dari Universitas John Hopkins, menyampaikan bahwa penyakit ini tampaknya jauh lebih ringan pada bayi dan anak-anak. Dan hingga hari ini, belum ada vaksin yang dapat membunuh virus corona.


Jadi, kata Aaro Milstone menambahkan, orang tua harus melakukan semua yang mereka bisa untuk melindungi anak-anak dari virus corona. Aaron Milstone, M.D., M.H.S., seorang dokter anak di pusat Johns Hopkins anak-anak dan ahli penyakit menular di rumah sakit Johns Hopkins, memiliki beberapa tip praktis.


Dia mengatakan cara terbaik untuk mencegah anak-anak mulai sakit karena covid-19 adalah untuk menghindari mengeksposnya kepada orang-orang yang (atau yang mungkin) sakit dengan virus:


  1. Hindari kerumunan.

    Jaga agar anak-anak jauh dari daerah yang ramai/kerumunan orang bila memungkinkan.


  2. Jauhi orang sakit

    Jaga anak-anak setidaknya 6 kaki jauhnya dari siapapun yang sakit dengan batuk atau demam, termasuk anggota keluarga.





Demikian pula, sebuah studi Januari di New England Journal of Medicine menemukan bahwa "anak-anak mungkin cenderung tidak terinfeksi atau, jika terinfeksi, dapat menunjukkan gejala ringan" dari koronavirus daripada orang dewasa.


Coronavirus mengasah beberapa kesamaan terhadap SARS, yang menewaskan 774 orang dan menginfeksi lebih dari 8.000 antara bulan November 2002 dan Juli 2003. Ada juga sedikit kasus SARS di antara anak-anak: hanya 80 kasus yang dikonfirmasi oleh laboratorium dan 55 kasus yang mungkin dicurigai atau dicurigai.


Semoga ada manfaatnya.






Update kasus virus corona ditiap negara






Friday, April 3, 2020

Peringatan Covid-19

Peringatan Covid-19
⚠ Peringatan Covid-19

Pertanyaan Umum

Apa pengobatan penyakit virus corona?
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit yang disebabkan oleh coronavirus baru. Namun, banyak gejala dapat diobati dan karenanya pengobatan didasarkan pada kondisi klinis pasien.

www.emro.who.int › corona-virus
Questions and answers | COVID-19 | Health topics


Berapa lama waktu pemulihan untuk penyakit virus corona ?
Menggunakan data awal yang tersedia, waktu rata-rata dari awal hingga pemulihan klinis untuk kasus-kasus ringan adalah sekitar 2 minggu dan 3-6 minggu untuk pasien dengan penyakit parah atau kritis.

https://www.who.int ›default-source
Laporan Misi Bersama WHO-China tentang Penyakit Coronavirus ...


Apa saja gejala penyakit virus corona ?
Gejala yang paling umum adalah demam, batuk, sesak napas, dan kesulitan bernafas. Dalam kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, dan bahkan kematian. Periode di mana gejala akan muncul adalah 2-14 hari.

https://www.who.int › default-source
Coronavirus poster_English.jpg



















Apakah penyakit virus corona sama seperti Sars?
Tidak. Virus yang menyebabkan kovid-19 dan yang menyebabkan wabah sindrom pernapasan akut yang parah (SARS) pada tahun 2003 saling terkait secara genetik, namun penyakit yang mereka sebab itu sangat berbeda.

https://www.who.int › default-source
Coronavirus poster_English.jpg


Dapatkah Anda terpapar penyakit virus corona dengan menyentuh permukaan ?
Orang bisa menangkap covid-19 dengan menyentuh permukaan atau benda yang terkontaminasi - dan kemudian menyentuh mata, hidung atau mulut mereka.

https://www.who.int> Virus Corona
Mendapati tempat kerja Anda yang siap terpapar covid-19


Apakah sakit kepala gejala penyakit virus corona ?
Virus tersebut dapat menyebabkan berbagai gejala, mulai dari penyakit ringan hingga pneumonia. Gejala penyakit demam, batuk, sakit tenggorokan dan sakit kepala.

https://www.who.int › news › detail
Updates on Novel Virus Corona (COVID-19)


Bagaimana penyebaran penyakit virus corona ?
Virus Corona baru adalah virus pernafasan yang disebarkan terutama melalui tetesan yang dihasilkan saat batuk terinfeksi batuk atau bersin, atau melalui tetesan air liur atau debit dari hidung. Untuk melindungi diri Anda, bersihkan tangan Anda sering dengan gosok berbasis alkohol atau mencuci dengan sabun dan air.

https://www.who.int › diseases › my...
Myth busters


Siapa yang paling berisiko terkena penyakit virus corona ?
Orang-orang dari segala usia dapat terinfeksi oleh koronavirus baru (2019-NCOV). Orang tua, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti asma, diabetes, penyakit jantung) tampaknya lebih rentan menjadi sakit parah dengan virus.

Siapa yang menyarankan orang-orang dari segala umur untuk mengambil langkah untuk melindungi diri dari virus, misalnya dengan mengikuti kebersihan tangan yang baik dan kebersihan pernapasan yang baik.

https://www.who.int › diseases › my...
Myth busters


Apakah ini jenis baru penyakit virus corona ?
Virus Corona Disease (COVID-19) adalah jenis baru yang ditemukan pada tahun 2019 dan belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia.

https://www.who.int › health-topics
Virus Corona


Bisakah bayi terkena penyakit virus corona ?
Kita tahu ada kemungkinan orang-orang dari usia berapapun terinfeksi virus tersebut, namun sejauh ini ada sedikit kasus covid-19 yang dilaporkan di kalangan anak-anak.

https://www.who.int › coronaviruse
Key Messages and Actions for COVID-19 Prevention and Control...


Bisakah penyakit virus corona menyebar melalui makanan ?
Bukti terkini tentang jenis virus corona lainnya menunjukkan bahwa sementara virus corona tampaknya stabil pada suhu rendah dan beku untuk periode tertentu, kebersihan makanan dan praktik keamanan makanan yang baik dapat mencegah penularannya melalui makanan.

https://www.who.int › coronaviruse
Coronavirus disease 2019 (COVID-19)


Apa nama resmi penyakit virus corona ?
Penyakit Coronavirus (COVID-19) adalah jenis baru yang ditemukan pada tahun 2019 dan belum pernah diidentifikasi pada manusia.

https://www.who.int › health-topics
Virus Corona


Apa itu Dana Respons Solidaritas COVID-19?
Covid-19 Solidarity Response Fund adalah cara yang aman bagi individu, filantropi, dan bisnis untuk berkontribusi pada upaya yang dipimpin WHO untuk merespons pandemi.

Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Yayasan Filantropi Swiss telah menciptakan dana solidaritas untuk mendukung WHO dan para mitranya dalam upaya besar-besaran untuk membantu negara mencegah, mendeteksi, dan mengelola virus corona baru - terutama di mana yang paling membutuhkan.

https://www.who.int › donate
COVID-19 Response Fund


Apakah penyakit virus corona lebih parah daripada flu ?
COVID-19 menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada influenza musiman.

Sementara banyak orang secara global telah membangun kekebalan terhadap jenis flu musiman, COVID-19 adalah virus baru yang tidak ada yang memiliki kekebalan. Itu berarti lebih banyak orang yang rentan terhadap infeksi, dan beberapa akan menderita penyakit parah.

Secara global, sekitar 3,4% dari COVID-19 kasus yang dilaporkan telah meninggal. Sebagai perbandingan, flu musiman umumnya membunuh jauh lebih sedikit dari 1% dari mereka yang terinfeksi.

https://www.who.int › detail › who-...
WHO Director-General's opening remarks at the media briefing on...


Apakah masker efektif melawan penyakit virus corona ?
Jika Anda sehat, Anda hanya perlu memakai masker jika Anda merawat orang yang diduga terinfeksi 2019-nCoV. Kenakan masker jika Anda batuk atau bersin. Masker hanya efektif bila digunakan bersama dengan pembersih tangan yang sering dilakukan dengan alkohol atau sabun dan air. Jika Anda mengenakan topeng, maka Anda harus tahu cara menggunakannya dan membuangnya dengan benar.

https://www.who.int › diseases › wh...
(COVID-19) advice for the public: When and how to use masks


Apa yang harus sekolah lakukan selama wabah
Covid-19 Solidarity Response Fund adalah cara yang aman bagi individu, filantropi, dan bisnis untuk berkontribusi pada upaya yang dipimpin WHO untuk merespons pandemi.

UNICEF mendesak sekolah - baik membuka atau membantu siswa melalui pembelajaran jarak jauh - untuk memberikan siswa dengan dukungan holistik. Sekolah harus memberi anak-anak informasi penting tentang mencuci tangan dan tindakan lain untuk melindungi diri mereka sendiri dan keluarga mereka; memfasilitasi dukungan kesehatan mental; dan membantu mencegah stigma dan diskriminasi dengan mendorong siswa untuk bersikap ramah satu sama lain dan menghindari stereotip ketika berbicara tentang virus.

https://www.who.int › detail › 10-03...
COVID-19: IFRC, UNICEF and WHO issue guidance to protect children...


Apa itu mass gathering?
Suatu peristiwa dianggap sebagai "pertemuan massal" jika jumlah orang yang dihimpunnya begitu besar sehingga berpotensi untuk meregangkan sumber daya perencanaan dan respons sistem kesehatan di masyarakat tempat berlangsungnya peristiwa tersebut.

https://www.who.int › q-a-detail › q...
Q&A on Mass Gatherings and COVID-19


Mengapa saya harus menjauh dari orang yang batuk atau bersin?
Ketika seseorang batuk atau bersin, mereka menyemprotkan tetesan cairan kecil dari hidung atau mulut mereka yang mungkin mengandung virus. Jika Anda terlalu dekat, Anda bisa menghirup tetesan air, termasuk virus COVID-19 jika orang tersebut menderita batuk.

https://www.who.int › diseases › adv...
Advice for public